Rabu 24 Jan 2018 05:37 WIB

Dua Kubu Hanura Berdamai, OSO Tetap Ketua Umum

Wiranto menyebut ketua umum tetap OSO.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Elba Damhuri
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto berjabat tangan dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura versi Manhattan Oesman Sapta Odang dan Ketum Partai Hanura versi Ambarha Daryatmo usai melakukan pertemuan di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1).
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto berjabat tangan dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura versi Manhattan Oesman Sapta Odang dan Ketum Partai Hanura versi Ambarha Daryatmo usai melakukan pertemuan di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura versi Ambhara Daryatmo menyebutkan, secara umum, pihaknya dan pihak Oesman Sapta Odang (OSO) sudah sepakat berdamai. OSO sebagai ketua umum Partai Hanura versi Manhattan merasa bersyukur dengan keputusan tersebut.

"Secara umum sudah disepakati kita islah, menuju islah, untuk kepentingan yang lebih besar," ujar Daryatmo seusai pertemuan kedua kubu di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1).

Terkait masalah kepemimpinan partainya, Daryatmo mengungkapkan, hal tersebut menjadi salah satu bahasan tim khusus yang akan menginventarisasi masalah yang ada, termasuk pelaporan OSO oleh kubunya kepada kepolisian. "(Pencabutan laporan ke kepolisian) nanti dibicarakan oleh tim," kata dia.

Ia menyebutkan, semangat yang dihasilkan dari pertemuan hari ini adalah berdamai. Berekonsiliasi dalam rangka membangun dan membesarkan Hanura ke depan.

Terkait sosok yang akan menjadi ketua umum Partai Hanura setelah pertemuan tersebut, Daryatmo menolak berkomentar. Ketika ditanya soal kelegawaannya apabila posisi ketum akhirnya jatuh ke pangkuan OSO, ia hanya mengatakan, hal itu juga akan dibicarakan lebih lanjut di tim khusus.

"Nanti kita bicarakan. Kan yang paling utama sekarang sepakat berdamai, rekonsiliasi dalam rangka membangun partai. Poin-poinnya nanti," tuturnya.

Pada saat memberikan keterangan kepada awak media, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto menyebutkan, posisi ketum Partai Hanura ada di OSO. Soal pembentukan tim khusus, Wiranto menyebutkan, tim khusus itu dibentuk untuk menginventarisasi masalah yang ada di Partai Hanura. Ia juga mengatakan, mereka pun telah sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, bermartabat, dan menggunakan hati nurani.

Wiranto kemudian meminta rekan-rekan separtainya yang ada di daerah, mulai dari dewan pimpinan daerah (DPD) hingga dewan pimpinan cabang (DPC), untuk tenang. Mereka diminta tetap berkonsentrasi mempersiapkan verifikasi faktual yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Karena sudah sangat dekat. Diharapkan masalah Partai Hanura ini dapat kita selesaikan secara internal, bukan kita lemparkan ke publik karena ini bukan masalah publik, tetapi partai," ungkap Wiranto.

Secara teknis, kata dia, baik OSO maupun Daryatmo sudah memiliki pandangannya masing-masing dan dibicarakan. Semua itu ditampung dan kemudian disarikan untuk dijadikan bahan evaluasi partai.

OSO tak banyak berkomentar. Ia hanya mensyukuri yang sudah dijelaskan oleh Wiranto terkait pembentukan tim itu. Ia juga mengatakan, ada sekelompok kecil yang ingin menghancurkan Partai Hanura dengan konflik yang timbul pada pertengahan Januari ini.

"Kebenaranlah yang menentukan kehidupan partai, jadi semua benar. Ada sekelompok kecil yang ingin hancurkan Hanura. Itu sebabnya saya tidak pernah komentar. Saya diam-diam saja, saya tenang-tenang saja. Mau dituduh apa, ya, yang menuduh itu masuk surga," ujar dia.

Sejak dua pekan terakhir, pengurus Partai Hanura terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu Ambhara dan Manhattan. Keduanya memiliki ketua umum Partai Hanura versi mereka masing-masing.

Masalah dimulai ketika 27 DPD yang tergabung dalam kubu Ambhara menyatakan mosi tidak percaya kepada OSO. Dia dinilai sebagai pemimpin yang tidak berintegritas karena terkait dengan politik uang dan otoriter.

Kubu Ambhara telah resmi menetapkan Marsdya (Purn) Daryatmo sebagai ketum, sementara kubu Manhattan tetap mengakui OSO sebagai ketum. Pelaksanaan Munaslub Hanura Ambhara pun dituding ilegal.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mewanti-wanti pihak yang bertikai untuk duduk bersama mencari solusi penyelesaian konflik internal yang melanda partai tersebut. Yasonna juga meminta Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto untuk ikut membantu menyelesaikan konflik di Hanura.

Dia pun meminta Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, dan Wakil Ketua Umum Partai Hanura I Gede Pasek segera menyelesaikan konflik tersebut. "Saya minta dalam hal ini Dewan Pembina Pak Wiranto berkomunikasi, saya juga berkomunikasi dengan Pak OSO, berkomunikasi dengan Pak Gede Pasek. Cobalah duduk bersama kita cari penyelesaian karena pertikaian ini akan merugikan Hanura sebagai partai politik," ujarnya.  (Pengolah: muhammad hafil).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement