Rabu 24 Jan 2018 08:19 WIB

Penerima Rastra Bansos di Indramayu Menurun

Dalam program bansos itu, para penerimanya tidak perlu membayar harga tebus rastra.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.
Foto: Antara/Arief Priyono
Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Beras sejahtera (rastra) yang biasanya dinikmati warga miskin di Kabupaten Indramayu, pada bulan ini diganti dengan bansos pangan rastra. Namun, jumlah warga penerima bansos itu lebih sedikit dibandingkan penerima rastra.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Edy Santoso menyebutkan, dalam program rastra di Kabupaten Indramayu, jumlah penerimanya ada 161.161 rumah tangga sasaran (RTS). Namun, dalam program bansos pangan rastra, penerimanya hanya 160.061 keluarga penerima manfaat (KPM).
 
"Penerima bansos ini lebih sedikit dibandingkan rastra. Tapi itu datanya dari Kemensos, bukan dari pemerintah daerah," kata Edy, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/1).
 
Edy menjelaskan, beras yang dibagikan dalam program bansos pangan rastra pun hanya sepuluh kilogram. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan rastra yang mencapai 15 kilogram. Namun, dalam program bansos itu, para penerimanya tidak perlu membayar harga tebus rastra.
 
"Jadi beras bansos ini gratis," tegas Edy.
 
Edy menjelaskan, untuk teknis pembagian bansos, Bulog Indramayu akan menyalurkan ke titik distribusi di setiap balaidesa/kelurahan. Setelah itu, warga yang tertera dalam data penerima bansos harus mengambilnya sendiri ke balai desa/kelurahan.
 
Beras yang dibagikan dalam bansos pangan rastra itupun sudah dikemas rapat seberat masing-masing sepuluh kilogram. Hal itu berbeda dengan rastra, yang kerap ditimbang ulang untuk dibagi rata sesuai kesepakatan antara warga yang terdata dengan warga yang tidak terdata.
 
"Jadi bansos ini tidak bisa dibagi-bagi lagi. Sudah di-packing rapat sepuluh kilogram per kemasan," terang Edy.
 
Terkait turunnya jumlah penerima bansos dibandingkan program rastra, Edy mengaku hal itu menimbulkan kerawanan terjadinya gejolak di tengah warga. Pasalnya, warga yang tak mendapatkan bansos itu bisa saja iri melihat tetangganya mendapatkan bantuan tersebut.
 
Edy menambahkan, bansos pangan rastra itu ditargetkan dibagikan secepat mungkin di Januari ini. Karena itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyiapkan penyalurannya.
 
Untuk bulan-bulan berikutnya, tambah Edy, rastra akan diganti dengan bantuan pangan non tunai (BPNT). Dalam program itu, para penerimanya akan memperoleh kartu seperti ATM,  dengan isi Rp 110 ribu perbulan, yang akan digunakan untuk menebus beras dan telur di tempat yang telah ditentukan.
 
Terpisah, Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Buhori, membenarkan saat ini rastra atau yang dulu dikenal dengan raskin mulai tahun ini dihapuskan. Sebagai gantinya, pada Januari ini akan dibagikan bansos rastra.
 
"Kami siap untuk menyalurkannya," tandas Asep.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement