REPUBLIKA.CO.ID, CHILLAN -- Gempa berkekuatan 8,3 Skala Richter (SR) mengguncang Cile pada 1939 silam. Guncangan tersebut menyebabkan meninggalnya 50 ribu warga. Sebanyak 60 warga lainnya juga mengalami cedera akibat peristiwa tersebut.
Gempa itu terjadi pada pukul 23.33 waktu setempat dan berpusat di kawasan Selatan Cile atau lebih tepatnya di Kota Chillan. Besarnya guncangan yang dihasilkan tak pelak membuat kota tersebut rata dengan tanah.
Konstruksi rumah dan bangunan lainnya tidak kuat menahan gempa. Berdasarkan catatan, lebih dari 3.500 rumah hancur. Setelahnya, kota tersebut diterpa gempa susulan meski dengan kekuatan yang relatif lebih kecil.
Sekitar 10 ribu dari 40 ribu penduduk Chillan meninggal akibat peristiwa tersebut. Mereka tewas tertimpa bangunan yang hancur akibat guncangan.
Usai mengguncang Chillan, gempa juga menghampiri kota Concepcion. Guncangan terjadi hanya dua menit berselang setelah menerpa kota Chillan.
Saat kota ini diguncang gempa, warga kota sedang menyaksikan acara di teater Concepcion. Gempa yang terjadi tiba-tiba membuat warga panik dan berlari berhamburan keluar teater.
Sayangnya, tidak sedikit warga yang tewas saat berusaha menyelamatkan diri. Mereka terjebak karena tangga berbentuk spiral tersebut retak. Banyak yang menjadi korban karena terperosok dalam lantai tangga tersebut. Tak berbeda jauh dengan kota Chillan, gempa yang terjadi di Concepcion menghancurkan 95 persen kota tersebut.
Insiden tersebut tak pelak membuat aliran listrik pada kota-kota di Cile padam. Otoritas setempat melaporkan timbulnya 10 titik api yang tersebar di beberapa kota di negara tersebut. Kondisi itu lantas memperburuk kualitas bantuan air yang diberikan kepada korban bencana.
Cile memang diketahui menjadi negara yang kerap di guncang gempa. Ini menyusul negara yang terletak di atas lempengan bawah tanah bumi. Berdasarkan catatan, Cile rata-rata mengalami getaran yang signifikan setiap tiga tahun sekali secara konsisten.
Biasanya, otoritas akan mengetahhi kedatangan gempa besar melalui catatan gempa-gempa kecil yang didapat beberapa pekan sebelumnya yang membentuk sebuah pola sebelum mengarah pada gempa besar. Namun gempa yang terjadi nyaris delapan dekade lalu itu sama sekali tidak terbaca.
Ahli memprediksi bahwa perubahan tekanan barometrik yang terjadi tiba-tiba pada hari itu mempercepat siklus guncangan yang biasa terjadi. Guncangan yang dihasilkan menjadi salah satu gempa terdahsyat yang pernah melanda negara tersebut.
Akibat gempa ini suasana kota menjadi gelap karena listrik turut dipadamkan oleh pihak berwenang. Pemadaman listrik ini disebabkan puluhan rumah terbakar. Kerugian akibat gempa ini diperkirakan mencapai 300 juta peso.
Sebagai akibat dari bencana gempa bumi dahsyat tersebut, pemerintah menciptakan CORFO (akronim bahasa Spanyol untuk Pengembangan Produksi Corporation) guna membantu proses rekonstruksi negara, mempercepat pengembangan industrialisasi serta mekanisasi pertanian dan pertambangan di negara tersebut.