REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita duka pagi ini datang dari sosok Daoed Joesoef, mantan menteri pendidikan di zaman Soeharto. Rasa kehilangan juga dirasakan oleh Din Syamsuddin yang merasa sosoknya merupakan pendiri sekolah yang menekankan nilai-nilai agama.
"Kita semua merasa kehilangan atas kepergian Dr. Daoed Joesoef ke hadirat Sang Khalik. Beliau di akhir hayatnya menjadi Muslim yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendalami dan banyak menghafal ayat Alquran, serta mendirikan sekolah yang menekankan nilai-nilai agama dipimpin oleh Prof. Dr. Arif Rahman," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 itu dalam pesan yang didapat Republika.co.id, Rabu (24/1).
Din Syamsuddin kemudian bercerita dirinya pernah mengundang almarhum menjadi pembicara pada pengajian PP Muhammadiyah. Dalam ceramahnya sosok Daoed menekankan pentingnya mengaitkan Ayat-ayat Qauliyah dengan Ayat-ayat Kauniyah, dan sebaliknya.
Almarhum juga menyampaikan pesan lewat dirinya agar Muhammadiyah tetap mengembangkan kosmopolitanisme Islam. Yang dalam hal ini menjadi salah satu inti naskah Pikiran Muhammadiyah Satu Abad hasil Muktamar Yogyakarta tahun 2010.
Beliau juga dikatakan menyampaikan kritik secara tidak langsung akan "kegagalan Muhammadiyah" dalam mengembangkan kosmopolitanisme Islam. Yang seyogyanya bisa terwujud masyarakat Muslim kosmopolitan pada radius sepuluh km dari sebuah Universitas Muhammadiyah.
"Saya bersyukur dihadiahi beliau dengan diantar ke rumah sebuah lukisan sederhana. Lukisan perahu berlayar di tengah ombak besar, dengan kalimat di bawahnya : tegarlah menghadapi tantangan. Bagi saya lukisan itu tidak sederhana tapi penuh makna," lanjut Din Syamsudin.
Pesannya dalam lukisan tersebut selalu dihayati dan diamalkan oleh lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor ini dalam setiap perjuangan menegakkan kalimat Ilahi yang penuh ujian dan tantangan dewasa ini. Terakhir Din menyampaikan semoga Allah SWT melimpahkan atas Almarhum maghfirah, rahmah, dan jannah-Nya.