REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (RI) Wiranto menerima utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Igorevich Kozhin. Pertemuan untuk membahas pengadaan pesawat Sukhoi SU-35.
"Rusia sangat ingin agar pembelian Sukhoi SU-35 11 buah itu segera dapat direalisasikan," ujar Wiranto usai melakukan pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Pembelian dengan cara imbal dagang yang tidak dibayar tunai. Pembelian yang sebagiannya dibayar dengan komoditas-komoditas dari Indonesia.
"Rusia sangat ingin agar pembelian itu terlaksana dan terutama kita bisa mengabaikan, tidak terpengaruh, sanksi-sanksi yang diberikan negara lain atas pembelian ini," jelas Wiranto.
Wiranto menyebutkan, terdapat kendala teknis dalam pembelian pesawat tempur itu. Ia menjelaskan, masalah teknis tersebut seperti uang muka, uang jaminan, dan bank mana yang akan menjamin terlaksananya pembelian pesawat.
Ia juga mengatakan, masalah prinsip terkait pembelian pesawat Sukhoi tersebut sudah terselesaikan. Kebijakan pembelian antara Indonesia dengan Rusia sudah sama, yaitu Rusia ingin menjual dan Indonesia ingin membeli.
"Nanti saya rapat koordinasi dengan Mendag (Menteri Perdagangan), Menperin (Menteri Perindustrian), dan Menteri Pertahanan," jelas dia.
Selain tentang Sukhoi, Wiranto dan perwakilan dari Rusia juga membincangkan hal-hal terkait kerja sama bilateral antarkedua negara. Berbagai kerja sama yang dijalain kedua negara antara lain dalam bidang penanggulangan terorisme dan penanggulangan memotong jalur logistik terorisme.
Menurut Wiranto, kerja sama tersebut sudah dilaksanakan sejak Aprlil 2017 lalu. Ia juga sudah berkunjung ke Rusia dan menemui National Security Council di sana. Saat itu, pembahasan mengenai kerja sama melawan terorisme sudah tuntas dan ditindaklanjuti.
Pada pertemuan kali ini, pihak Rusia juga menyampaikan undangan kepada Wiranto untuk hadir pada pertemuan tingkat tinggi pejabat keamanan negara. Pada pertemuan tingkat tinggi itu, hal yang akan dibicarakan berupa masalah keamanan global dan regional.
"Bulan April, tanggalnya belum tahu. Akan disesuaikan dengan kegiatan saya," lanjutnya.