REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) masih belum mendapat solusi yang bisa menengahi konflik antara yayasan dan kampus Trisakti. Karena itu, proses pemilihan rektor Universitas Trisakti masih terkendala.
"Masih mencari solusi untuk menengahi keduanya," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Prof Ali Ghufron kepada Republika, Rabu (24/1).
Ghufron yang kini ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Rektor di Universitas Trisakti menyebut, permasalahan di Universitas Trisakti sangatlah kompleks. Karena itu, pada akhir 2016 lalu dirinya Menristekdikti mengambil langkah untuk menengahi konflik antara yayasan dan kampus Trisakti tersebut.
"Makanya pejabat dari Kemenristekdikti, yaitu saya sendiri ditunjuk oleh menteri untuk menjadi Plt," kata Ghufron.
Ghufron menegaskan, selama lebih dari satu tahun, Kemenristekdikti terus berupaya untuk melakukan mediasi dan upaya lainnya. Namun, dia mengaku, upaya yang telah dilakukan masih belum bisa menjadikan keduanya berdamai.
Sementara itu, menanggapi masalah kekosongan rektor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ghufron optimistis permasalahan di UNJ akan bisa segera diselesaikan. Artinya, dalam waktu dekat proses pemilihan rektor definitif bisa segara digelar.
"UNJ maslahatnya tidak sekompleks Trisakti. Jadi saya rasa akan bisa segera selesai kalau masalah di UNJ," ungkap Ghufron.