Rabu 24 Jan 2018 19:46 WIB

Turki Klaim Ratusan Militan Kurdi Terbunuh di Afrin

Militer Kurdi menganggap Turki terlalu melebih-lebihkan jumlah korban.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Kurdi
Foto: EPA/Ali Abbas
Tentara Kurdi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Militer Turki mengatakan, sebanyak 260 militan Kurdi dan ISIS tewas dalam serangan Turki ke Kota Afrin di Suriah sejak Sabtu (20/1). Pasukan Turki dilaporkan telah menguasai sejumlah wilayah Kurdi Suriah dan menciptakan zona aman di daerah tersebut.

Namun Redur Xelil, pejabat senior Syria Democratic Forces (SDF) yang dipimpin oleh People's Protection Units (YPG) Kurdi mengatakan militer Turki sangat melebih-lebihkan jumlah korban dari pihak SDF dan YPG. Dia mengkonfirmasi, ada militan YPG dan SDF yang telah terbunuh, namun menolak untuk mengatakan berapa jumlahnya.

Xelil juga mengatakan, SDF telah membunuh puluhan pasukan Turki dan bersekutu dengan militan Free Syrian Army. Sebelumnya militer Turki menyatakan, hanya ada satu tentaranya yang tewas dalam pertempuran di Afrin.

Xelil kemudian membantah klaim Turki yang mengatakan ada pejuang ISIS yang ikut dalam pertarungan di Afrin.

Operasi militer Turki melawan Kurdi yang merupakan sekutu AS, dapat mengancam rencana Washington untuk menstabilkan dan membangun kembali wilayah yang luas di timur laut Suriah, yang berada di luar kendali Presiden Bashar al-Assad. Di wilayah ini, AS mendukung kekuatan yang didominasi oleh YPG untuk mengusir kelompok ISIS.

Baca juga, Ini Jawaban Assad Atas Operasi Militer Turki di Afrin.

Seperti dilansir Aljazirah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump akan berbicara melalui telepon pada Rabu (24/1) untuk membahas situasi di Afrin. Informasi ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

AS dan Rusia sama-sama memiliki kekuatan militer di Suriah. Meskipun Moskow tidak mengungkapkan dukungan terhadap operasi militer Turki di Afrin, pasukan Rusia telah ditarik dari daerah tersebut tepat sebelum dimulainya serangan.

Kremlin mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas operasi militer Turki dengan Erdogan melalui telepon, dengan mengatakan integritas dan kedaulatan Suriah harus dihormati.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kremlin mengatakan, kedua pria tersebut telah menekankan pentingnya melanjutkan kerja sama kedua negara untuk mencoba menemukan resolusi damai atas krisis Suriah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement