Kamis 25 Jan 2018 01:46 WIB

Musim Hujan, Petani di Cirebon Masih Kesulitan Air

Sejumlah petani di Kabupaten Cirebon terpaksa harus menggunakan pompa

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Petani melintasi sawahnya yang berada di Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (26/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petani melintasi sawahnya yang berada di Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Meski memasuki puncak musim hujan, namun sejumlah petani di Kabupaten Cirebon terpaksa harus menggunakan pompa untuk menyedot air ke sawah mereka. Hal itu menyusul rendahnya curah hujan dan minimnya debit air irigasi.

 

"Sudah seminggu terakhir ini saya dan petani lainnya di sini harus menyedot air dengan menggunakan mesin pompa air," kata salah seorang petani di Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Ijat, Rabu (24/1).

 

Menurut Ijat, air irigasi dari saluran saat ini sangat minim sehingga tak bisa masuk ke areal sawah. Padahal, saat ini usia tanaman padinya baru sekitar 20 hari sehingga sedang membutuhkan pasokan air dalam jumlah yang banyak.

 

Ijat mengatakan, kekurangan air pada tanaman padi bisa mengundang ancaman hama, terutama tikus dan angge-angge (sejenis jangkrik). Karena itu, penyedotan air harus terus dilakukan.

 

Dalam sehari Ijat menghabiskan bahan bakar sebanyak tiga liter untuk menjalanka nmesin pompa air mulai pagi hingga siang hari. Air harus dipompa setiap hari karena tanah cepat kering.

 

"Cuaca sangat panas. Walau kemarin dipompa, hari ini tanah sudah kering lagi," keluh Ijat.

 

Hal senada diungkapkan petani di Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Suganda. Dia mengatakan harus menyedot air setiap dua hari sekali.

 

"Posisi sawah saya lebih tinggi dibandingkan sungai. Jadi air tidak bisa masuk," terang Suganda.

 

Terpisah, Ketua HKTI Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, meminta agar pengelola Waduk Jatigede menggelontorkan air ke saluran irigasi Rentang, yang akan mengairi sawah diKabupaten Cirebon.

 

"Debit air di saluran irigasi sekarang minim," kata Tasrip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement