REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar yang kini menjabat Ketua Komisi III DPR Kahar Muzakir menolak jika namanya dikaitkan dalam kasus korupsi proyek pengadaan alat satellite monitoring dan drone di Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI. Menurut Kahar, meskipun namanya turut disebut dalam percakapan WA di persidangan kasus itu pada Rabu (24/1) kemarin, tidak berarti ada kaitan ia dalam kasus tersebut.
"Bisa saja. kalau nama disebut saja, terus masalahnya apa? Ini lah republik ini. Orang ada di pengadilan ada orang disebutkan, kan yang bilang begitu bukan Fayakhun kan, tapi cuma ada chat-nya, saya juga nggak tahu juga," ujar Kahar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (25/1).
Ia juga tidak mengetahui alasan namanya disebut dalam percakapan WA antara Managing Director PT Rohde and Schwarz Erwin Arif dengan Fayakhun Andriadi. Menurutnya, bisa saja namanya hanya dicatut dalam percakapan tersebut.
"Coba dilihat dulu kan ada orang yang katanya di chat masalah Fayakhun, kan tidak ada disebutkan Fayakhun sebut nama saya. Lah kalau menyebut nama saya kan nggak ada masalah uang," ujar Kahar.
Namun demikian, ia menilai wajar namanya disebut dalam proses penganggaran mengingat sebelumnya ia pernah menjadi Ketua Badan Anggaran DPR sampai Februari 2017. "Dulu saya ketua Badan Anggaran, di badan anggaran itu ada 98 anggotanya. Kita rapat itu sampai 6-8 bulan, dari Maret sampai Oktober, bayangkan. Kalau orang anggota Badan Anggaran sebut nama ketua Badan Anggaran itu biasa-biasa saja, nggak ada yang istimewanya," ujar Kahar.
Ia juga mengaku tidak tahu menahu soal dugaan aliran dana korupsi proyek Bakamla masuk pembiayaan musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar pada 2016 lalu. Orang yang disebut dekat dengan Setya Novanto itu justru merunut antara Munas Golkar dengan pembahasan anggatan Bakamla
"Munas Golkar kapan, coba dilihat kapan. Lihat tanggalnya dulu. Pembahasannya anggaran kapan. Jadi jangan begitu. Itu namanya cenderung tidak betul," ujar Wakil Ketua Koordinator Bidang Kelembagaan Partai Golkar tersebut.
Adapun, nama Kahar disebut di persidangan dalam percakapan via WhatsApp Fayakhun pada 30 April 2016. Fayakhun mengaku telah bertemu dengan Setya Novanto, Kahar dan seseorang yang diistilahkan dengan sebutan onta. Jaksa penuntut umum KPK juga sempat bertanya apakah sosok Kahar dalam pesan itu adalah Kahar Muzakir.