Jumat 26 Jan 2018 01:23 WIB

Erma: Pengacara Setnov Buat Seolah SBY Otak Kasus KTP-El

Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan dari saksi Mirwan Amir dalam sidang

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bayu Hermawan
Sidang Lanjutan. Ekpresi  terdakwa kasus tindak pidanda korupsi KTP Elektronik Setya Novanto  di  ruangan persidangan  saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan tindak pidana korupsi, Jakarta, Senin(22/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sidang Lanjutan. Ekpresi terdakwa kasus tindak pidanda korupsi KTP Elektronik Setya Novanto di ruangan persidangan saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan tindak pidana korupsi, Jakarta, Senin(22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Erma Ranik menilai, pengacara Setya Novanto Firman Wijaya tengah berusaha memutar balikan sehingga terkesan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan otak dari kasus korupsi proyek KTP elektronik (KTP-el). Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan dari saksi Mirwan Amir dalam sidang lanjutan kasus KTP-el dengan terdakwa Setya Novanto.

"Keterangan Saksi Mirwan Amir bahwa ia pernah menyampaikan informasi soal E-KTP kepada presiden SBY diputar balikan menjadi kesan seolah-olah SBY lah otak E KTP. Firman memungut informasi sepotong yang berakibatnya timbul kebohongan besar," ujarnya, Kamis (25/1).

Erma mengatakan, pekerjaan Firman selaku pengacara terdakwa memang dituntut untuk selalu membela kliennya. Dan pekerjaan Firman semakin berat sejak semakin banyaknya fakta dugaan peran terdakwa semakin terlihat.

Fakta-fakta yang telah disebutkan berusaha dikaburkan oleh pengacara terdakwa ini. Kepanikan Firman menyebabkan dirinya memutarbalikkan fakta dan menuduh orang lain sementara dari pernyataan saksi dan terdakwa sebelumnya memperlihatkan tidak sedikitpun ada keterlibatan SBY dalam korupsi tersebut.

"Saran saya kepada Firman Wijaya, konsentrasi saja pada perkara klien anda. Kebohongan bisa ditutupi, tapi sementara," ujar Erma.

Dirinya juga menyatakan bahwa kebenaran tidak bisa ditutupi meskipun ada yang berusaha mengaburkannya. Dirinya yakin SBY sama sekali tidak terlibat dalam korupsi EKTP.

Erma juga meminta kepada media untuk berhati-hati dalam menyebut identitas narasumber. Media diminta berhenti menyebut jika Mirwan Amir adalah Politikus Partai Demokrat karena dirinya sudah lama tidak menjadi kader Partai Demokrat dan sudah bergabung ke Partai lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement