REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebudayaan Islam di Seville, Spanyol dipengaruhi imigran Muslim dari berabagai negara. Namun, kebudayaan setempat dan masyarakat Spanyol secara umum juga membentuk budaya Muslim di Seville.
"Kebudayaan Islam terbentuk karena pengaruh imigran, Muslim lokal, dan masyarakat Spanyol," kata Manajer Komunikasi dan Media Yayasan Seville Mosque Luqman Nieto, di Jakarta, Rabu (24/1) lalu.
Dia mengatakan, ada sekitar dua juta Muslim di Spanyol. Dari jumlah itu, sebanyak 90 persen merupakan imigran dari Maroko, Tunisia, sisanya warga Spanyol yang beralih keyakinnan.
Perlakuan diskriminasi juga menimpa Muslim di Spanyol, khususnya Seville. Menurut Luqman, pemicu tindakan diskriminasi sulit diprediksi. Namun, dia mengatakan, tindakan diskriminasi Muslim di Seville tak sebanyak yang terjadi di negara lain seperti, Perancis, Inggris, dan Jerman.
Berbagai faktor, seperti, situasi, polarisasi, ideologi, kejadian kerap menjadi pemicu reaksi masyarakat terhadap Muslim. Namun, tindakan diskriminasi tidak banyak dialami Muslim asli warga Spanyol. Kendati mendapat diskriminasi, baik imigran maupun Muslim setempat memiliki kewajiban menunjukkan sikap cinta kasih.
"Tentu saja tugas kita menunjukkan contoh tak ada alasan ketakutan (terhadap Muslim)," ujar dia.