REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Korea Selatan (Korsel) menegaskan penghentian program nuklir Korea Uara (Korut) harus dilakukan secara diplomatis. Mereka meminta Amerika Serikat (AS) memberi pemberitahuan terlebih dahulu jika akan mengadakan operasi militer kepada Korut.
"Isu nuklir harus diselesaikan melalui upaya diplomatik. Ide-ide tentang solusi menggunakan kekuatan militer tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Jumat (26/1).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan, semua usaha akan dilakukan termasuk tindakan militer untuk mengekang program nuklir Korut. Trump dikabarkan juga telah mendiskusikan kemungkinan serangan militer berskala rendah ke negara komunis tersebut.
Meski demikian, opsi militer sedikit mengendur menyusul pertemuan kedua Korea menjelang ajang Winter Olympics di Korsel, bulan depan. Pemerintah Korsel optimis upaya apa pun yang dilakukan pemerintah AS terkait Korut ke depannya akan dikonsultasikan secara serius dengan Presiden Moon Jae-in.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: internasional
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4248
"Nasib kami yang dipertaruhkan. Setiap pilihan yang akan diambil terkait Semenanjung Korea, tidak bisa dilaksanakan tanpa persetujuan kami terlebih dahulu," kata Kang Kyung-wha.
Baca juga, Warga Korsel Lebih Khawatirkan Trump Dibanding Kim Jong-un.
Kang mengatakan, Korsel siap dengan segala kemungkinan untuk berjaga-jaga jika Pemerintahan Kim Jong-un kembali melakukan uji coba rudal. Dia mengatakan, kedua Korea mencapai diskusi yang positif dan penuh kesepahaman.