Jumat 26 Jan 2018 08:52 WIB

Lebih dari 100 Orang Berbondong-bondong ke Masjid di AS Ini

Proses renovasi Masjid Bloomington telah selesai.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Bagian depan gedung Dar Al Farooq Center Islamic Center, yang menjadi lokasi ledakan pada Sabtu (5/8) pukul 05:05 waktu setempat atau ketika shalat shubuh. FPI menyatakan ledakan disebabkan alat peledak rakitan atau buatan.
Foto: EPA/CRAIG LASSIG
Bagian depan gedung Dar Al Farooq Center Islamic Center, yang menjadi lokasi ledakan pada Sabtu (5/8) pukul 05:05 waktu setempat atau ketika shalat shubuh. FPI menyatakan ledakan disebabkan alat peledak rakitan atau buatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BLOOMINGTON -- Masjid Bloomington, Indianapolis, AS baru saja dibuka kembali setelah mengalami kerusakan parah karena serangan bom. Pada Rabu (24/1) malam, komite masjid mengundang penduduk sekitar untuk merayakan setelah renovasi dinyatakan selesai.

Lebih dari 100 orang berbondong hadir. Enam bulan setelah pengeboman, Dar Al-Farooq Islamic Center kini telah bertransformasi menjadi baru lagi.

Direktur Eksekutif masjid, Mohamed Omar mengatakan renovasi tersebut bukan sekedar perbaikan fisik semata. Melainkan bukti dukungan negeri pada suatu komunitas.

"Meski banyak berita dan insiden buruk terjadi di sini, kini yang ingin kami bagikan adalah waktu bahagia," kata Omar dilansir Star Tribune. Masjid yang sudah berdiri tegak lagi adalah harapan untuk terus bergerak.

Imam masjid, Waleed Meneese menyapa semua orang dengan senyum dan ucapan terima kasih. Ruangan untuk imam merupakan tempat yang disasar langsung oleh bom pada 5 Agustus tahun lalu.

Meski tidak ada yang terluka, ruangan tersebut tampak yang paling rusak parah. Sam Heimlich dengan Dewan Pekerja Kayu Wilayah Regional Pusat Utara langsung turun tangan menilai kerusakan.

Tak butuh waktu lama mereka menawarkan perbaikan keseluruhan secara gratis. Lantai, panel listrik dan yang ada di ruangan merupakan donasi dari banyak perusahaan berbeda. "Mereka telah membuat ruangan ini sangat luar biasa, lima kali lebih bagus dan lebih indah dari sebelum pengeboman," kata Omar. Pengunjung pun terkesima melihat perubahan yang terjadi.

Ada sofa baru, meja kerja kayu oak, meja konferensi, semua furnitur sentuhan kayu. Ruangan itu punya aroma yang baru. "Saya menganggap mereka tetangga kita, tentu mereka bisa meminta tolong dan mengandalkan kami," kata Heimlich.

Penduduk dekat masjid, Kaye Aho yang datang bersama anggota lain League of Women Voters mengaku sangat senang. Ia menggambarkan masjid pascapengeboman sangat buruk dan mencengangkan.

Sesaat itu, komunitas penduduk sekitar berpikir untuk menunjukkan kebersamaan. Seorang penduduk lain, Jacquie Henderson juga sepakat. Momen ini adalah perayaan persatuan dan solidaritas. "Kita tidak boleh membiarkan serangan pada siapa pun karena agama mereka, kita perlu solidaritas dan tidak melihat satu sama lain sebagai musuh," katanya. Henderson menandatangani Solidarity Wall di satu sudut masjid yang sudah penuh tanda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement