Jumat 26 Jan 2018 12:08 WIB

BWI Dorong Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan

Kalau wakaf untuk kesejahteraan, berarti mengentaskan kemiskinan,

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Rapat Kerja di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Kegiatan ini akan berlangsung dua hari pada tanggal 24-25 Januari 2018.
Foto: Republika/Muhyiddin
Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Rapat Kerja di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (24/1). Kegiatan ini akan berlangsung dua hari pada tanggal 24-25 Januari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan United Nations Development Programme (UNDP) mempunyai tujuan yang sama dalam menjalankan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).

BWI selama ini terus mendorong pengelolaan wakaf secara produktif sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Sementara, UNDP memiliki seruan universal yang antara lain bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di setiap negara anggota PBB.

Kedua lembaga menyadari, pengentasan kemiskinan itu tidak dapat dicapai tanpa adanya sumber daya yang cukup. Kesamaan pandangan dan tujuan inilah yang mendorong kedua lembaga melakukan sinergi melalui nota kesepahaman yang diteken pimpinan kedua lembaga di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (25/1).

Mohammad Nuh sebagai Ketua Badan Pelaksana BWI dan Francine Pickup sebagai Deputy Country Director UNDP Indonesia menandatangani nota kesepahaman tersebut disaksikan oleh Duta Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia Anita Nirody, para anggota BWI, perwakilan Bank Indonesia, dan beberapa nazir besar.

Dalam sambutannya, Mohammad Nuh menyampaikan tentang pentingnya wakaf untuk kesejahteraan tanpa menafikan pentingnya wakaf sosial untuk peribadatan, kuburan, dan pendidikan.

"Kalau wakaf untuk kesejahteraan, berarti mengentaskan kemiskinan," kata Nuh.

photo
Ketua Badan Pelaksana BWI, Mohammad Nuh

Nuh pun mengapresiasi UNDP Indonesia atas tercapainya kesepahaman ini. Ia berharap implementasinya bisa dimulai dengan memperkuat literasi wakaf masyarakat dan menjadikan wakaf sebagai gerakan.

Sementara itu, Francis Pickup menyatakan bahwa wakaf memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap TPB. "Dengan membangunan instrumen-instrumen seperti wadah untuk crowdfunding, impact investment, green sukuk atau wakaf untuk TPB dan beragam kerjasama lainnya, dapat membantu tergapainya potensi tersebut," kata Francis.

Seusai penandatanganan nota kesepahaman itu, Duta Besar PBB untuk Indonesia Anita Nirody menyematkan pin SDGs kepada Ketua Badan Pelaksana BWI Mohammad Nuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement