REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dibanjiri permintaan warga untuk mengevakuasi sarang tawon. Sepanjang Januari sudah ada 19 permintaan untuk menangani hal tersebut.
"Pada awal Januari ini kasus yang menonjol justru permintaan warga untuk mengevakuasi atau menangani sarang tawon. Sarang kadang ada di plafon rumah atau di pohon," kata Kepala Seksi Operasional dan Penyelamatan Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta Mahargyo di Yogyakarta, Jumat (26/1).
Menurut dia, permohonan tidak hanya berasal dari warga di Kota Yogyakarta saja, tetapi petugas rescue Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta juga ikut membantu mengevakuasi sarang tawon yang ada di luar kota. "Sepanjang Januari ini, ada dua kasus dari luar kota," katanya.
Mahargyo mengatakan, penanganan atau evakuasi sarang tawon dilakukan menggunakan peralatan seadanya. Penyebabnya, karena Dinas Kebakaran tidak memiliki peralatan khusus untuk mengevakuasi sarang tawon yang kerap disebut sebagai tawon ndas oleh warga.
Petugas mengenakan pakaian yang biasa digunakan saat memadamkan api. Namun dengan sedikit modifikasi, yaitu merekatkan ujung lengan baju dan celana menggunakan selotip agar tawon tidak masuk ke baju. "Untuk melindungi wajah, petugas memakai kain yang berjaring-jaring," katanya.
Petugas kemudian menyemprot sarang tawon tersebut menggunakan air untuk mengusir tawon kemudian melakukan pembersihan sarang. "Kadang, kami juga menggunakan kain yang sudah dibasahi bensin untuk mengusir tawon," katanya.
Meskipun demikian, lanjut dia, petugas masih kerap disengat tawon. Namun tugas harus tetap diselesaikan agar warga tidak lagi khawatir dengan keselamatan mereka. "Beberapa waktu lalu, kami melakukan evakuasi sarang tawon yang ada di dalam lemari. Kebetulan, lemari tersebut ditempatkan di gudang dan tidak terpakai. Sarang cukup besar," katanya.
Pada tahun ini, Mahargyo mengatakan, akan melakukan pelatihan khusus animal rescue kepada petugas Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta. Agar petugas memiliki kemampuan untuk melakukan tugas serta menjaga keselamatan diri saat bertugas. "Kasus-kasus lain yang berhubungan dengan hewan mungkin masih akan terus ada sehingga petugas harus bisa bekerja secara profesional. Beberapa waktu lalu, kami juga sempat menyelamatkan kucing kampung yang terjebak di gorong-gorong," katanya.
Selain itu, Mahargyo juga akan mengusulkan pengadaan tambahan peralatan untuk //animal rescue seperti pakaian khusus untuk pelindung diri saat melakukan evakuasi sarang tawon. Termasuk alat penyemprot air dan pengasapan.