REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengingatkan jajaran kesehatan di Tanah Papua agar bekerja keras melakukan imunisasi dan penanganan gizi kepada anak-anak dan balita. Tujuannya, agar tidak terjadi lagi kasus gizi buruk di wilayah itu.
"Saya titip imunsiasi dan jangan lagi ada gizi buruk, kita memang harus kerja keras," pesan Menkes Nila Moeloek kepada jajaran Dinas Kesehatan se-Provinsi Papua di Timika, Jumat (26/1).
Sejak Kamis (25/1) malam hingga Jumat pagi, Menkes yang didampingi sejumlah pejabat teras Kemenkes menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Dinkes se-Provinsi Papua bertempat di Hotel Horison Timika. Menkes mengatakan, jika persoalan gizi balita dan anak-anak tidak tertangani maka akan berimbas pada keberhasilan program imunisasi.
"Daya tahan tubuh rendah pada anak gizi buruk menyebabkannya rentan terserang penyakit meski mengikuti program imunisasi," jelas Nila.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai mengatakan sebagian kabupaten di Papua cakupan imunisasinya masih berada di bawah 30 persen. Sementara, Standar Pelayanan Minimal/SPM bidang kesehatan memandatkan cakupan imunisasi 100 persen.
Di Kabupaten Asmat, pada 2014, cakupan imunisasinya berada pada angka 102 persen. Namun, cakupan imunisasi di Asmat terus menurun pada tahun-tahun berikutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Asmat Pieter Pajalla menuding program pembentukan kampung-kampung (desa) baru yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah petugas kesehatan menjadi salah satu penyebab turunnya cakupan program imunisasi di Asmat. Pada 2017, cakupan imunisasi di Asmat berada pada angka 60 persen.
Sementara itu cakupan imunisasi tertinggi di seluruh Papua diraih oleh Kabupaten Biak Numfor dengan angka 120 persen. Sedangkan di Kabupaten Mimika, cakupan imunisasinya baru berada pada kisaran 80 persen, namun belum tervalidasi.