REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh akhirnya mengklarifikasi perihal viralnya foto 'tendangan kungfu' yang dilakukannya kepada sejumlah anggota Satpol PP. Abduh menegaskan, apa yang dilakukannya merupakan aksi spontanitas atas permintaan Kasat Pol PP Kota Mataram yang baru dilantik, Bayu Pancapati.
"Di depan saya sudah berbaris petugas Sat Pol PP yang menggunakan kaos. Itu dilakukan setelah penyerahan tongkat dan tanda jabatan kepada Kasat Pol PP yang baru. Saya diminta oleh Kasat Pol PP untuk melakukan uji kesigapan atau tes fisik. Karena diminta spontanitas tanpa pemberitahuan, maka dengan sendirinya saya melakukan itu," kata Ahyar Abduh di Pendopo Kota Mataram, Jumat (26/1).
Namun, kata Ahyar, setelah ia melakukan itu dan muncul di media sosial ternyata ada persepsi yang keliru atas foto-foto itu, seolah-seolah tendangan yang dilakukannya mengenai muka, dada dan tubuh anggota Sat Pol PP. Padahal, apa yang terlihat tidak seperti yang tergambarkan di foto-foto yang beredar di media sosial.
"Entah dari mana datangnya, justru yang terlihat di foto yang beredar saya seolah-olah telah menendang anggota Satpol PP," katanya.
Dirinya mengaku terkejut apa yang dilakukannya menimbulkan multitafsir di mata masyarakat setelah viral di media sosial. Bahkan, tindakannya itu dianggap sebuah kesewenangan terhadap bawahan. Padahal, aslinya tidak demikian.
"Lillahitaala, tidak ada seperti itu saya dengan bawahan. Apalagi seolah menanamkan kekerasan. Jadi saat itu hanya spontanitas dan itu sangat terukur. Tapi di medsos lain seolah-olah saya ini emosi. Aslinya tidak ada seperti itu," tegasnya.
Meski begitu, ia mengaku sejak kecil merupakan pesilat. Namun, tidak banyak orang tahu bahwa dirinya adalah pesilat.
"Saya pesilat dan juara silat sejak SD. Ketika itu anak-anak seusia saya menjadikan silat sebagai olah raga. Itu seperti gaya Jet Lee keluar," ucap Ahyar sembari tersenyum.