REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram Ahyar Abduh menegaskan, aksinya memukul dan menendang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram hanyalah formalitas belaka atas permintaan Kepala Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati. Menurut Ahyar, aksinya tersebut tak lebih dari sekadar atraksi semata.
"Saya juga seorang pesilat dan ini yang banyak orang tidak pada tahu," ujar Ahyar dalam jumpa pers di Pendopo Wali Kota Mataram, Jumat (26/1).
Saat kejadian tersebut, kata Ahyar, banyak pejabat dan anggota Satpol PP tertawa melihat aksinya yang jarang terjadi. Sedangkan bagi Ahyar, hal ini merupakan hal yang biasa lantaran ia sudah menekuni dunia silat sejak sekolah dasar, bahkan pernah menjadi juara silat.
"Banyak yang kaget dan tertawa, rupanya Pak wali kota bisa juga seperti itu (silat). Saat diminta (tes fisik) spontan itulah gaya Jet Li keluar," kata Ahyar.
Ahyar menjamin apa yang dilakukannya tidak melukai fisik maupun mental anggota Satpol PP. Ahyar mengaku telah mengukur kekuatan saat melakukan tendangan dan pukulan agar tidak sampai melukai.
Sebagai seorang pesilat, Ahyar mengatakan kekuatan dan kualitas pukulan maupun tendangannya tentu jauh lebih besar dari aksi formalitas tersebut.
"Yang kena itu perut, itu pun saya ukur. Kalau saya full (kekuatan), Insya Allah pingsan itu dan itu anggota sudah disiapkan, dia yang sudah terlatih. Para pejabat senang saat itu karena melihat gaya dan atraksi saya itu," ungkap Ahyar.