Sabtu 27 Jan 2018 14:08 WIB

Timkes Tangani Penderita Campak-Gizi Buruk di 117 Kampung

Terdiri atas unsur Dinas Kesehatan, TNI, dan Kementerian Kesehatan.

Prajurit TNI berbincang dengan warga saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Prajurit TNI berbincang dengan warga saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAYAPURA -- Tim kesehatan yang diturunkan ke Kabupaten Asmat, Provinsi Papua untuk menangani penderita penyakit campak dan gizi buruk berhasil melayani 117 kampung yang tersebar di kabupaten tersebut. Tim terpadu tersebut terdiri atas unsur Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Tim Kesehatan TNI, dan Kementerian Kesehatan.

"Timkes terpadu gelombang pertama harusnya sudah ditarik karena berhasil melayani anak yang terserang campak dan gizi buruk di 117 kampung yang tersebar," kata Yusuf Wona, salah satu anggota tim kesehatan terpadu dari Dinkes Papua ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Sabtu (27/1).

Dia mengatakan pada 23 Januari 2018 tim terpadu gelombang pertama sudah melakukan evaluasi atas penanganan kasus tersebut, sedangkan data hasil evalusi sudah dilaporkan kepada satuan tugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan. "Hasil data evaluasi ini diserahkan di sela-sela pertemuan sekaligus pelepasan satuan tugas (satgas) kesehatan terpadu dari Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Satgas kesehatan terpadu terdiri atas personel dari beberapa rumah sakit di Jakarta yang lengkap dengan dokter spesialis dan Tim Gabungan Kesehatan TNI AD, AL, dan Polri, LSM seperti Dompet Duafa, dan beberapa perawat. Satgas kesehatan terpadu akan melanjutkan pelayanan kesehatan yang sudah dilakukan tim kesehatan terpadu gelombang pertama di 117 kampung tersebut.

"Pelayanan kesehatan sudah dimulai sejak Kamis (26/1) selama 10 hari ke depan untuk rehabilitasi, pencegahan, dan pengobatan sebagai kelanjutan dari tim kesehatan terpadu gelombang pertama," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement