REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda asal Boyolali yang kini tinggal di Jakarta, Ahmad Farhan (23) sejak 2012 lalu melakukan tato pada bagian badannya. Saat itu, Farhan melakukan tato karena terpengaruh pergaulan dengan teman-temannya. Namun, kini ia sangat menyesali perbuatannya tersebut.
"Alasannya dulu ditato karena ikut-ikutan saja. Saya diajak sama temen terseret pergaulan bebas, itu zaman jahiliyah dulu," ujar Farhan saat berbincang dengan Republika.co.id dalam kegiatan hapus tato di halaman Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1) pagi.
Program hapus tato ini diselenggarakan Majelis Taklim Telkomsel (MTT) bekerjasama dengan Islamic Medical Servieces (IMS). Farhan mengikuti program ini karena ingin berhijrah menjadi Muslim yang lebih baik lagi dan lebih dekat dengan Allah.
Untuk dekat dengan Allah, dia mengatakan, badannya harus dibersihkan dari tato. Sehingga shalatnya menjadi sempurna dan saat berwudhu, air wudhunya tidak terhalang oleh tato. Begitu juga saat melakukan mandi junub atau mandi besr. "Sekarang juga banyak tanda akhir-akhir zaman gini pak. Saya dari hati karena Allah juga. Saya benar-benar ingin menghapus tato saya," ucapnya.
Ia mengungkapkan, selama ini dia kerap melihat program hapus tato di kota-kota lain. Tapi dia tidak mempunyai waktu untuk keluar Jakarta. Karena itu, ia berterimakasih kepada pihak MTT yang telah mengadakan program hapus tato di Jakarta.
Ketua Umum MTT, Wawan Budi Setiawan mengatakan bahwa program ini diselenggarakan karena melihat banyaknya orang yang beratato di Jakarta. Sementara, dia mengatakan, untuk biaya penghapusan tato sendiri butuh biaya yang cukup besar, sekitar Rp 1 juta untuk tato seukuran KTP.
"Dari situlah akhirnya muncul ide. Terutama yang tidak mampu kasihan juga. Sementara mereka mau hijrah. Maka dari itu kita fasilitasi bekerja sama dengan IMS," kata Wawan.
Peserta yang ikut program ini setidaknya ada 1.100 peserta, yang terdiri atas laki-laki maupun perempuan bertato. Kegiatan ini juga didukung program unggul Pemprov DKI Jakarta, OK OCE. Menurut Wawan, komunitas OKE OCE membantu menghimpun peserta yang mau menghapus tatonya.
Sementara, dana yang digunakan untuk program hapus tato ini berasal dari dana infaq umat, karena pesertanya belum tentu orang miskin juga. "Dana yang digelontorkan sekita Rp 300 juta," jelas Wawan.