REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Taklim Telkomsel (MTT) berencana untuk mengadakan Layanan Hapus Tato Gratis secara rutin setiap sebulan sekali. Menurut Ketua MTT, Wawan Budi Setiawan, animo layanan ini sangat luar biasa. Bahkan hingga ke berbagai provinsi.
Namun selama dua hari penyelenggaraan yaitu Sabtu dan Ahad (27-28 Januari) ini, pihaknya hanya bisa melayani 250 peserta khusus di wilayah Jakarta. "Sudah banyak permintaan di provinsi lain, Jambi, Bali hingga Nusa Kambangan minta layanan hapus tato. Tapi untuk saat ini masih di Jakarta dulu," ungkap Wawan kepada Republika.co.id di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Sabtu (27/1).
Rival (22 tahun) salah seorang peserta yang mendaftar dalam program Layanan Hapus Tato di halaman Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1).
Wawan menjelaskan, program Layanan Hapus Tato pertama kalinya diadakan dengan meluncurkan Ambulance Layanan Hapus Tato dan sekaligus melakukan operasi laser hapus tato. Layanan ini bertujuan untuk memfasilitasi sahabat hijrah dalam menghilangkan tato yang ada di tubuh sekaligus sebagai pembuktian hijrah secara hakiki.
Dengan dihapusnya tato yang ada di dalam tubuh merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah. Apalagi biaya menghapus tato sangat mahal. Diketahui untuk menghilangkan tato seukuran KTP bisa dikenakan biaya sebesar lebih dari Rp 1 juta. "Animonya kan banyak, yang daftar sampai 1.000 orang. Makanya nanti akan kami adakan lagi," katanya.
Dibutuhkan sekitar 300 juta untuk investasi berbagai peralatan kesehatan dengan alat laser yang digunakan dalam acara ini. Terdapat dua alat laser yang digunakan pekerja medis untuk menghapus tato. Ia optimis ke depannya dapat menambah alat tersebut agar menangani hapus tato lebih banyak lagi.
Program menghapus tato yang digelar Majelis Taklim Telkomsel di Masjid Cut Meutia, Sabtu (27/1).
"Prosesnya kan bisa tiga kali sampai bersih. Jadi yang terpenting yang 250 peserta ini dihapus tatonya juga dibina agar ibadahnya semakin baik," jelas Wawan.
Nantinya pembinaan peserta hapus tato akan dilakukan oleh MTT bekerjasama dengan Hidayatullah. Para peserta akan dibina bersama komunitas masjid. Tujuannya tentu saja agar si pemilik tato tersebut tidak kembali ke komunitas yang sebelumnya mengajak mereka berbuat tidak baik, salah satunya dengan mentato tubuh. "Intinya pembinaan agar mereka semakin semangat. Setelah bersih dari tato, shalatnya makin rajin," ujar Wawan.