Sabtu 27 Jan 2018 14:40 WIB

BPBD: 2.532 Jiwa di Kabupaten Bogor Terdampak Gempa Banten

Pemkab Bogor akhirnya merilis data kerusakan dan jumlah korban terdampak gempa Banten

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andi Nur Aminah
Kondisi pengungsian korban terdampak gempa Lebak, Banten, di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Rabu (24/12) sore.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kondisi pengungsian korban terdampak gempa Lebak, Banten, di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Rabu (24/12) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor akhirnya merilis data kerusakan dan jumlah korban terdampak gempa bumi Banten di Kabupaten Bogor pada Sabtu (27/1). Dari data itu, diketahui korban terdampak mencapai 656 Kepala Keluarga (KK) dengan total 2.532 jiwa.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Ratik) BPBD Kabupaten Bogor, Sumardi, menuturkan, sebanyak 675 unit rumah rusak pascagempa Banten yang terjadi pada Selasa (22/1) siang itu. Rinciannya, 421 rusak ringan, 163 rusak sedang dan rusak berat mencapai 48 unit. "Sisanya, 43 unit rumah, dalam kondisi terancam," ucapnya kepada Republika.co.id, Sabtu (27/1).

Tidak hanya rumah, gempa Banten juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum di Kabupaten Bogor rusak. Yakni, delapan masjid, satu sekolah, satu warung, satu penitipan anak, satu pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), satu pondok psantren. Juga satu majelis dan dua sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK).

Dari data BPBD, tercatat 14 kecamatan di Kabupaten Bogor terdampak, di antaranya Caringin, Sukaraja, Cigudeg dan Nanggung. "Sementara itu, untuk jumlah desanya mencapai 39 buah dengan total 91 kampung. Tidak menutup kemungkinan terus bertambah, petugas kami terus mendata," ujar Sumardi.

Untuk tindakan pascabencana, berbagai pihak termasuk jajaran Kepolisian Resor (Polres) Bogor telah memberikan bantuan pada korban. Khusus untuk wilayah Kecamatan Nanggung, bantuan dibawa menggunakan enam kendaraan double cabin, satu ambulans, satu jeep dan tiga minibus. Sebab, lokasi pengungsian sulit dijangkau dengan kendaraan besar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement