REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Delapan orang Irak tewas pada hari Sabtu ini di Irak bagian Timur. Kebanyakan dari mereka adalah petugas keamanan, Menurut pejabat setempat mereka tewas = dalam serangan udara AS yang tampaknya menargetkan mereka secara tidak sengaja.
"Delapan orang adalah seorang pejabat intelijen senior, lima polisi, dan seorang wanita. Mereka tewas akibat serangan AS di pusat Al-Baghdadi, sebuah kota di Irak barat, “ kata pejabat tersebut seraya meminta untuk namana tidak diidentifikasi.
"Tampaknya pemogokan itu adalah sebuah kesalahan," kata pejabat tersebut. Ia mengkaitkan mengenai insiden di kota Lembah Efrat yang berbatasan dengan pangkalan udara Ain al Asad 250 kilometer di sebelah barat ibukota tersebut.
Orang-orang yang tewas tersebut melakukan perjalanan dengan sebuah konvoi. Mereka berangkat karena telah ditugaskan untuk mendukung operasi terhadap tersangka militan ISIS di daerah tersebut.
“Akibat konvoi diserang tersebut rupanya mampu menghancurkan sebagian besar kendaraan dalam iring-iringan tersebut dan juga melukai 20 orang lainnya. Bahkan kepala polisi kota ikut menjadi dalam aksi tersebut. Dia kini dalam kondisi serius,” kata pejabat provinsi tersebut.
Komando Operasi Gabungan Irak yang mengkoordinasikan kampanye melawan ISIS, mengatakan telah memerintahkan sebuah serangan pasukan khusus di kota tersebut bergerak. Ia pun telah menerima intelijen dari sebuah pertemuan yang akan dihadiri oleh komandan teroris Karim al-Samarmad".
Dikatakan pihaknya telah meminta "dukungan udara dari koalisi internasional". "Begitu teroris ditangkap dan saat ini pasukan sedang melakukan pencarian. Ditemukan sebuah granat dilempar dari bangunan yang berdekatan,” ujarnnya,
Ketika pasukan khusus kembali ke markas, mereka bertemu dengan sebuah konvoi polisi dan paramiliter pasukan pembantu Hashed al-Shaabi yang telah dikirim untuk mendukung mereka. Konvoi tersebut terdiri dari truk pick-up dan pasukan yang kembali. Mereka menyangka para militan melakukan serangan udara pasukan koalisi, kata komando operasi gabungan sembari mengatakan adanya sebuah penyelidikan yang telah dibuka.