REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap aktivitas penanggulangan bencana menjadi keprihatinan yang paling utama. Ketidaksiapan dalam menghadapi bencana, misalnya gempa bumi, seharusnya tidak terjadi jika masyarakat paham ke mana dan apa yang harus dilakukan serta terbiasa dengan aktivitas kesiapsiagaan bencana.
"Ya ini memang yang belum terlihat ada perubahan yang mengembirakan. Padahal sudah banyak sekolah yang sudah melakukan akftivitas kesiapsiagaan di sekolah," kata Sekretaris Eksekutif International Center for Interdisciplinary & Advanced Research, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (ICIAR-LIPI) Irina Rafliana kepada Republika.co.id, Sabtu (27/1).
Menurut Irina, kepanikan yang muncul terus menerus menunjukkan ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Maka yang harus dilakukan adalah perlu adanya pelatihan kepada masyarakat dan di sekolah secara rutin sehingga masyarakat tidak mengalami kepanikan yang berlebihan. "Diperluas dan dijadikan pembiasaan karena itu sebetulnya sesuatu yang secara sederhana dan rutin dilakukan, mirip-mirip pengajian atau arisan kalau di Jepang ya," jelasnya.
Untuk membiasakan hal tersebut, lanjut Irana cukup dilakukan dengan sederhana dan rutin. Dengan pendampingan praktisi atau mereka yang memiliki pengetahuan cukup misalkan dari perguruan tinggi. Apalagi saat ini sudah ada forum perguruan tinggi pengurangan risiko bencana. "Perguruan tinggi yang berada di daerah rawan bencana sebetulnya bisa melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang rutin," ucapnya.
Irina juga menjelaskan, masyarakat saat ini sebenarnya bisa mengakses informasi, data, poster, langkah-langkah yang harus dilakukan dengan mudah. Namun perkara itu sampai ke masyarakat dan membuat perubahan itu perkara lain.
Irina melanjutkan, meskipun saat ini beberapa gedung perkantoran dilengkapi dengan rambu, seperti titik kumpul dan jalur evakuasi, namun perlu diuji lagi apakah simulasi kesiapsiagaan bencana di tempat tersebut dilakukan secara rutin atau tidak. "Kalau hanya menempelkan ornamen saja itu tidak menunjukkan apapun, kita siap atau tidak," katanya menegaskan.