REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Keajaiban Alquran Meski ditemukan pertama kali di kalang an bangsa Quraisy yang tidak mengenal dunia kemaritiman, Alquran membahas masalah laut dalam berbagai sighat (ben tuk).
Syekh Abdul Aziz az-Zuhairi menulis, sighat bahar(bentuk tunggal) disebut sebanyak 29 kali, sighat bahrani(dua laut)se banyak satu kali, sighat bahrain(dua laut) sebanyak empat kali, sighat bihar(jamak) sebanyak dua kali. Sementara itu, kata al-fulk(perahu) disebutkan sebanyak 23 kali.
Salah satu ayat Alquran yang membahas tentang laut ada pada surah an-Nur ayat 40. "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi)awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiada lah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun."
Ayat tersebut memang ditempatkan dalam konteks sebagai analogi terhadap orang kafir seperti tertera dalam ayat se belumnya. Selain mengqiyaskan orang-orang kafir berada di kegelapan, Allah SWT pun sebelumnya menyematkan kon disi fatamor- gana yang ada di dalam orang-orang kafir pada ayat 39. Meski demikian, tiap ayat Alquran punya rahasia, termasuk dalam ayat tentang kegelapan lautan di atas.
Apa yang dikatakan Alquran tentang kegelapan yang bertindih-tindih di dalam lautan seolah mengulangi apa yang dibuk- tikan dunia sains saat ini. Mengutip buku Oceanskarangan Danny Elder dan John Pernetta, kegelapan lautan dan samudra dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Di kedalaman ini, hampir tidak dijum pai cahaya. Sedangkan di bawah kedalaman seribu meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.
Penjelasan Harun Yahya tentang dunia bawah laut pun bisa menegaskan kembali betapa benar firman Allah tentang gulita yang bertindih-tindih. Pengukuran dengan teknologi saat ini berhasil mengungkapkan bahwa antara tiga hingga 30 persen sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter kecuali sinar biru. Di bawah kedalaman seribu meter, tidak dijumpai sinar apa pun.
Tidak hanya itu, Harun Yahya yang mengutip buku Oceanography, a View of the Earthpun mencoba meneliti kalimat lain da lam ayat di atas. Ketika masih ada ombak lain di atas ombak. Apa yang disebutkan itu ternyata juga dibuktikan secara ilmiah oleh penelitian modern saat ini. Para ilmuwan menemukan keberadaan gelom- bang di dasar lautan yang terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut dengan kerapatan atau masa jenis berbeda.
Gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra. Pada kedalaman ini, air laut punya massa jenis lebih tinggi dibandingkan lapis an air di atasnya. Ajaibnya, gelombang internal ini punya sifat gelombang permukaan. Dia bisa pecah seperti ombak. Meski tidak bisa dilihat dengan mata manusia, keberadaannya dapat dikenali lewat suhu atau perubahan kadar garam di tempat- tempat tertentu.