REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra, Muhammad Ali, mengatakan kenaikan harga beras di sejumlah daerah disebabkan karena belum masuk masa panen. "Biasanya dalam kondisi seperti saat ini, saat petani belum panen, harga beras di pasaran cenderung naik," kata Muh Ali di Kendari, Sabtu (27/1).
Dia mengtaakan, harga beras yang cenderung naik adalah beras medium karena sangat diminati baik dari masyarakat kalangan bawah maupun kalangan atas. Sehingga ketersediaan stok menipis di bandingkan dengan beras premium. "Contohnya, harga beras medium yang harga awalnya sebesar Rp 9.500 per kilogram naik menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Sementara premium harga awalnya sebesar Rp 11 ribu per kilogram naik menjadi sebesar Rp 12 ribu per kilogram," ujarnya.
Masa panen tiba kata dia, di perkirakan awal Februari hingga Maret 2018 mendatang. Panen akan tersebar di daerah produksi padi yakni di Kabupaten, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara. "Setelah musim panen tiba, harga akan kembali bergerak turun di pasaran, ini sudah biasa terjadi," ujarnya.
Efek yang perlu dilakukan pemerintah saat ini dia mengatakan, adalah bagaimana menjaga persediaan stok. Karena jika persediaan beras di pasaran semakin menipis, dapat memicu kenaikan harga.