REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pemerintah Kabupaten Lombok Barat meresmikan Desa Wisata Buwun Sejati yang berada di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (27/1) kemarin. Kepala Desa Buwun Sejati Bambang Kurdi Sartono mengatakan, desanya memiliki potensi besar dalam menggaet wisatawan.
Lima dusun yang ada di desa ini masing-masing memiliki potensi wisata yang menarik, mulai dari kesenian, budaya, kerajinan tangan, keindahan alam, dan toleransi antarumat beragama. "Desa Buwun Sejati kaya potensi. Saya yakin desa ini akan maju dan berkembang jika dibangun dengan kebersamaan," ujar Bambang di Buwun Sejati, Lombok Barat, kemarin.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid menegaskan keseriusannya menjadikan industri pariwisata sebagai produk terdepan di wilayahnya. Secara bertahap, kata Fauzan, pembenahan dan inovasi terus dilakukan. Fauzan juga menekankan agar potensi lokal untuk kebutuhan wisatawan terus ditingkatkan.
"Kebutuhan wisatawan harus disiapkan 50 persennya dari potensi lokal sebagai penunjang dan daya tarik wisatawan, seperti fasilitas pendukung, kuliner dan kebutuhan lain agar wisatawan betah untuk berlibur," ujar Fauzan.
Desa Wisata Buwun Sejati
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengapresiasi langkah Pemkab Lombok Barat mendorong pembenahan destinasi desa wisata. Amin berharap kehadiran desa wisata mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di NTB. Amin meminta seluruh desa desa lebih inovatif mengembangkan sumber daya alam, pertanian, budaya serta menyiapkan kebutuhan wisatawan.
"Silakan kembangkan potensi yang ada dengan tetap menjaga nilai budaya keagamaan," kata Amin.
Usai acara seremonial, para tamu undangan bersama masyarakat menikmati hidangan khas Lombok seperti pelecing kangkung, urap, beberuk dan lainnya. Bahkan, para wisatawan asing yang juga hadir tampak lahap menikmati hidangan yang disajikan dengan cara begibung.
Begibung merupakan tradisi makan bersama dengan menikmati sajian dalam sebuah nampan berisi nasi, lauk pauk, baik oleh tiga atau empat oorang. Tidak sekadar makan bersama, dalam tradisi Begibung ini terkandung banyak makna, di antaranya berbagi kebersamaan, susah-senang, manis-pahit yang semuanya dirasakan bersama.