Senin 29 Jan 2018 02:51 WIB

Harga Beras Premium di Sulawesi Tenggara Masih Tinggi

Sebelumnya Perum Bulog di Sultra sudah melakukan operasi pasar beras medium

Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Tradisional Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/9). Sejumlah pedagang belum mengetahui kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan beras premium wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi dengan harga sebesar Rp9.450 per kilogram dan Rp12.800 per kilogram.
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Tradisional Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/9). Sejumlah pedagang belum mengetahui kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan beras premium wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi dengan harga sebesar Rp9.450 per kilogram dan Rp12.800 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Harga beras medium di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih belum turun. Padahal sebelumnya pemerintah bersama Perum Bulog di Sultra sudah melakukan operasi pasar beras medium.

Pantauan pada sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Ahad, harga beras medium masih berada di kisaran Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kilogram.

Harga tersebut masih berada di atas dari harga eceran tertinggi yakni Rp 9.450 per kilogram dan harga jual Bulog pada operasi pasar yakni Rp 9.350 per kilogram.

Ruhaya (43), pedagang beras di pasar Baruga, mengatakan, harga beras belum turun selama ia mendengar ada operasi pasar.

"Biasanya, harga beras akan turun ketika ada panen raya, karena banyak beras yang didatangkan dari petani lokal Sultra," katanya.

Sedangkan beras yang ia jual saat ini kebanyakan didatangkan dari Sulawesi Selatan.

Pedagang beras lainnya, Sapri (47) mengaku, mulai membatasi membeli beras dari luar Sultra karena harganya yang juga mahal. Ia takut jika tiba-tiba harga beras turun.

"Rugi kita kalau sudah beli beras banyak, tiba-tiba harga beras turun karena panen, tidak mungkin kita mau tetap jual dengan harga tinggi pasti tidak ada yang beli," katanya.

photo
Operasi Pasar

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement