Senin 29 Jan 2018 14:49 WIB

Negara Palestina Perbatasan 1967 adalah Satu-satunya Solusi

Yerusalem Timur adalah ibu kota Palestina di masa depan.

Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem.    (AP/Jim Hollander)
Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem. (AP/Jim Hollander)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat pada Ahad (28/1) mengatakan satu-satunya cara mewujudkan perdamaian adalah berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan perbatasan 1967. Ia menekankan Yerusalem Timur adalah Ibu Kota negara Paletina pada masa depan dan menganggap diakhirinya pendudukan Israel adalah dasar untuk mencapai perdamaian yang menyeluruh, adil dan abadi di wilayah tersebut.

Pernyataan Erekat dikeluarkan setelah penyelenggaraan pertemuan terpisah dengan Wakil Perdamaian PBB untuk Timur Tengah Nikolay Mladenov dan Perdana Menteri Belgia Elio Di Rupo di kantornya di Kota Jericho (Ariha) di Tepi Barat Sungai Yordan, kata satu pernyataan yang dikeluarkan kantor Erekat.

Pernyataan dari kantor Erekat mengatakan keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel hanya akan memperluas lingkaran kerusuhan, kekacauan, ekstremisme dan pertumpahan darah, bukan hanya antara Israel dan Palestina, tapi juga di seluruh Timur Tengah. Dalam kesempatan lain, Raja Yordania Abdullah II pada Ahad mengatakan masalah Yerusalem mesti diselesaikan melalui pembicaraan langsung dan sebagai bagian dari penyelesaian langgeng antara Palestina dan Israel, demikian laporan kantor berita resmi Yerusalem, Petra.

photo
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza. Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Raja Abdullah mengeluarkan pernyataan itu dalam pertemuan dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Amman, tempat ia mengatakan penyelesaian mesti menghasilkan berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Raja Abdullah kembali menyampaikan dukungan Yordania bagi penyelesaian dua negara sebagai satu-satunya cara mengakhiri konflik tersebut. Pembahasan juga mencakup kerja sama antara kedua negara di bidang keamanan dan pertahanan. Sehubungan dengan itu, Yordania menyampaikan penghargaan bagi dukungan Jerman yang berlanjut buat kerajaannya.

Pejabat senior Jerman tersebut menekankan dukungan negerinya buat Yordania yang menampung sangat banyak pengungsi Suriah. Jerman, katanya, mendukung Yordania untuk membantu mengurangi beban negeri itu dan bersedia melanjutkan dukungannya buat Yordania. Pembicaraan juga mencakup perkembangan di Suriah dan Timur Tengah.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement