REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat merasa tidak terganggu dengan wacana penunjukan penjabat (Pj) gubernur dari kalangan perwira tinggi (Pati) aktif Polri. Menurutnya, siapapun yang akan menjabat sebagai pelaksana tugas gubernur yang paling penting adalah netralitas.
"Kalau kami siapapun oke, kita terima, kita serahkan saja yang penting netral ya," kata Djarot di DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (29/1).
Menurutnya, netralitas sangat diperlukan untuk menjaga suasana pilkada berjalansecara baik dan kondusif. Sedangkan terkait alasan usulan pengangkatan penjabat dari kalangan Polri tersebut untuk keamanan, Djarot menilai alasan tersebut kurang tepat. Ia mengganggap masyarakat Sumatera Utara lebih terbuka dengan perbedaan.
"Sejauh ini kalau saya masuk ke sana masih bagus enggak ada masalah. Dan kita bisa berdialog dengan siapapun juga aman. Saya juga bisa menjalankan ibadah, shalat dimanapun juga enggak ada masalah ya," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menganggap jika pemerintah tetap menunjuk pelaksana gubernur dari pati Polri, hal itu tidak akan lama. Pasalnya pelaksana tugas gubernur tersebut hanya menjabat paling lama dua minggu.
"Pilgub (digelar) 27 juni, saya tanya temen-teman di sana mungkin selesainya beliau bisa 16 atau 17 (Juni), habis lebaran, sehingga tidak panjang," tuturnya.