REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak IBL berencana menerapkan proses draft untuk rookie (pemain debutan lokal) pada kompetisi musim 2018/2019. Namun, Direktur IBL Hasan Gozali mengatakan, saat ini masih ada beberapa hal yang belum diselesaikan dengan pihak Liga Mahasiswa (Lima).
Ia menyebutkan, sebenarnya draft rookie seperti ini sudah pernah dilakukan tetapi sistemnya belum ideal. "Oleh karena itu kami ingin menerapkannya lagi dengan sistem yang lebih teratur, lebih rapi, dan bisa adil untuk semua agar liga berjalan lebih menarik, kompetitif juga tidak membosankan," kata dia di Jakarta, Senin (29/1).
Menurut Hasan, selama ini ada ketimpangan yang cukup nyata dalam merekrut pemain lokal di liga profesional. Klub-klub besar dengan modal mumpuni, kata dia, bebas mendatangkan pemain-pemain lokal berbakat dari mana saja, sedangkan tim-tim kecil bermodal seadanya cuma bisa berharap dari pemain-pemain dari daerah mereka masing-masing.
"Sistem yang dijalankan sekarang hanya menguntungkan tim-tim besar," kata Hasan.
Dia pun membeberkan sedikit mengenai bagaimana draft pemain lokal IBL 2018/2019 dilakukan. Pertama, para pemain lokal yang berhak masuk daftar draft adalah pebola basket yang berkompetisi di Lima dan telah mendaftarkan diri ke IBL untuk di-draft.
Kedua, di dalam pemilihan pemain draft, rencananya pihak IBL menerapkan dua putaran, sama seperti draft pemain asing. Sehingga kalau ada 10 tim IBL, berarti ada 20 pemain yang terpilih.
Dan, sama seperti di NBA, para pemain yang tak dipilih oleh klub di draft akan masuk dalam kelompok undrafted. "Para pemain undrafted ini bisa saja direkrut oleh tim-tim yang tertarik. Akan tetapi rincian semua ini masih akan dibahas lagi," tutur Hasan.
Adapun sistem draft untuk pemain lokal pernah diterapkan di IBL 2006. Salah satu pemain draft kala itu adalah big man Christian Ronaldo 'Dodo' Sitepu yang direkrut oleh Satria Muda. Dodo masih membela Satria Muda sampai saat ini.