REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II menggelar pembicaraan dengan Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier. Selain membahas peningkatan hubungan bilateral, keduanya pun membicarakan tentang isu Palestina.
Raja Abdullah dan Steinmeier terlibat pembicaraan tentang cara untuk mengembangkan kerja sama kedua negara di berbagai bidang, mencakup ekonomi, investasi, pariwisata, pembangunan, serta keamanan dan militer.
Raja Abdullah menggarisbawahi hubungan yang kuat dan bersejarah dengan Jerman. Ia pun memuji Steinmeier selaku tokoh yang baru saja menjabat posisi presiden Jerman sebagai teman lama dan baik dari Yordania.
Selain membahas kerja sama bilateral, Raja Abdullah mengaku turut membahas isu Palestina dengan Steinmeier. "Ada banyak isu yang kita bahas, yang terpenting adalah tentang Yerusalem dan masa depan proses perdamaian (Palestina dan Israel)," katanya, seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Senin (29/1).
"Saya percaya bahwa posisi kita dalam masalah Palestina dan Yerusalem diketahui oleh Anda. Kami mendukung solusi dua negara di mana Yerusalem Timur adalah ibu kota Palestina. Ini adalah beberapa topik yang akan kita bahas," kata Raja Abdullah kepada Steinmeier sebelum melakukan diskusi tertutup.
Steinmeier pun turut memuji Raja Abdullah. Ia mengagatakan hubungan Jerman dengan Yordania dalam beberapa tahun terakhir semakin kuat dan akrab. Jerman akan mengikuti kebijakan Yordania di kawasan ini dengan sangat menghormati dan mengagumi.
Ia juga menyinggung tentang masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi Yordania, terutama sejak 2011, yakni ketika puluhan ribu pengungsi Suriah memasuki negara tersebut. "Saya tahu ini adalah beban besar bagi Yordania. Negara kami siap dan bertanggung jawab untuk mendukung Kerajaan dalam memikul beban ini," kata Steinmeier.