Selasa 30 Jan 2018 16:22 WIB

Sedotan Plastik akan Dilarang di Kawasan Great Barrier Reef

Plastik bertanggung jawab atas kematian makhluk laut dan karang.

Red: Ani Nursalikah
Sebanyak 11 miliar keping plastik di samudra Asia Pasifik diperkirakan meningkat 40 persen pada 2025.
Sebanyak 11 miliar keping plastik di samudra Asia Pasifik diperkirakan meningkat 40 persen pada 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Di Australia lebih dari 30 operator pariwisata di Cairns dan Port Douglas telah menandatangani kontrak melarang sedotan plastik pada unit usaha mereka di Great Barrier Reef (GBR), Queensland.

Pendiri Kampanye The Last Straw di GBR Nicole Nash yang juga seorang ahli biologi kelautan mengatakan sedotan plastik berakhir di perut kura-kura dan kehidupan laut lainnya. "Sedotan-sedotan adalah sesuatu yang orang tidak berpikir dua kali untuk menggunakannya. Mereka hanya mengambil satu sedotan di dalam minumannya dan tidak memikirkan dampak lingkungannya dan fakta sedotan itu akan hidup lebih lama dari mereka," kata Nash.

Brian Hennessy dari Sunlover Cruises di Cairns mengatakan perusahaannya sekarang telah melarang sedotan plastik di armada kapal wisata di terumbu karang Great Barrier Reef mereka. "Sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan terumbu karang," kata Hennessy.

Nicole Nash
Marine biologist Nicole Nash mendirikan gerakan 'kampanye sedotan plastik terakhir di Great Barrier reef' dalam upaya mengurangi limbah di lautan. ABC Far North: Kristy Sexton

"Kami berpikir melarang sedotan adalah langkah praktis yang baik yang bisa kami lakukan dengan cukup cepat, sesuatu yang tidak akan sulit dilakukan tapi sangat berarti bagi kesehatan terumbu karang," katanya.