REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology (fintech) yang bergerak di bidang lending PT Investree Radhika Jaya tahun ini mulai fokus menyalurkan pembiayaan syariah. Investree pun menargetkan, kontribusi pembiayaan syariah bisa mencapai 20 persen dari total pembiayaan sepanjang 2018.
Sementara itu, target pembiayaan perusahaan pada 2018 sebesar Rp 1,5 triliun. "Jadi dari target Rp 1,5 triliun ditargetkan 20 persennya dari skema syariah kita," tutur Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (30/1).
Perlu diketahui, di awal 2018, Investree telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) melalui Direktorat industri Keuangan Nonbank (IKNB) Syariah dengan nomor surat S-114/NB.233/2018. Dengan begitu produk Investree Syariah bisa dijalankan secara maksimal. Kemudian dari hasil uji coba layanan Investree Syariah yang baru dilakukan, sampai Januari 2018 jumlah pembiayaan Investree Syariah menyentuh Rp 2,7 miliar.
"Sebelumnya pada 2017, total pembiayaan kita mencapai Rp 539 miliar. Angka itu tumbuh 10 kali lipat dari Desember 2016 yang hanya Rp 53 miliar. Itu didukung teknologi platform yang kita bangun," tambah Adrian.
Dirinya menuturkan, jumlah peminjam (borrower) Investree kini juga mencapai lebih dari 2.000 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dengan jumlah pemberi pinjaman (lender) sekitar 20 ribu, sebanyak 1.340 di antaranya merupakan lender syariah.
Tahun ini, Investree juga berencana memperluas bisnisnya ke luar Pulau Jawa. Di antaranya Makassar serta beberapa wilayah di Sumatra.
"Kita lagi eksplor beberapa titik di Sumatra," katanya. Ia menambahkan, saat ini Investree sudah ada di Jakarta, Surabaya, dan Semarang.