REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Syariah Bukopin menargetkan peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) melalui program Umrah. Salah satunya Program Blokir Tabungan Hadiah Umroh yang telah digelar sejak 16 Oktober - 31 Desember 2017.
Direktur Bisnis BSB, Aris Wahyudi, mengatakan program hadiah Umrah tersebut sengaja dilakukan pada akhir tahun 2017 untuk meningkatkan dana murah (CASA) dimana BSB ingin pertumbuhan tabungan lebih tinggi.
"Tabungan itu dengan switching mengurangi deposito, tumbuhnya 15-20 persen. Kalau DPK tumbuh 8 persen. Dengan program ini mendorong. Target kami pertumbuhan tabungan sekitar 20-25 persen tahun ini," kata Aris kepada wartawan seusai acara Apresiasi Program Blokir Tabungan Hadiah Umroh, di Kantor Pusat BSB, Jakarta, Selasa (30/1).
Dia mengklaim anomi nasabah cukup banyak terhadap program tersebut dan mendorong pertumbuhan tabungan cukup besar. "Tahun ini mudah-mudahan bisa kami tingkatkan dan kami sudah membidik umrah untuk bulan puasa karena biasanya animo cukup besar saat Ramadhan dan lebaran," imbuhnya.
Aris menambahkan, nantinya program tersebut akan terus di update. Nantinya tidak hanya umrah, bisa juga digabung dengan paket wisata ke Turki.
Program tersebut bisa diikuti nasabah perorangan dengan Tabungan iB SiAga dan nasabah korporasi dengan Tabungan iB SiAga Bisnis. "Kami harapkan perusahaan-perusahaan tanpa mengeluarkan biasa bisa memberangkatkan umrah karyawan-karyawannya. Ini bisa untuk meningkatkan kesejahteraan dan keloyalan karyawan," ucap Aris.
Direktur Utama BSB, Saidi Mulia Lubis, mengatakan, melalui program Umrah, BSB mencari pengembangan produk yang bisa menjangkau menyentuh umat. Setelah ini, BSB akan tetap menjalankan program umrah dengan target umrah di bulan Ramadhan. "Tapi kami masih menunggu realisasi kerjasama dengan travel karena nanti menyangkut biaya," ucap Saidi.
Di samping itu, BSB juga akan mulai mem-bundling produk yang sifatnya pengelolaan zakat dan wakaf. Saidi menyebut, BSB berupaya meningkatkan porsi dana murah (CASA) dari DPK. Saat ini, porsi CASA sekarang BSB sekitar 17 persen, ditargetkan menjadi 23 persen sampai akhir 2018. "DPK kami kurang lebih Rp 6 triliun. Kami akan mengurangi porsi deposito," ucap Saidi.
n binti sholikah