Selasa 30 Jan 2018 21:38 WIB

Cerita Sopir Ambulans Kerap Diperintah Dedi Antar Jenazah

Mengantarkan jenazah itu, atas perintah langsung Bupati Dedi Mulyadi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Bupati Dedi Mulyadi didampingi Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana Koesoemah dan Dirut RSUD Bayu Asih, Agung Darwis, saat pamitan kepada ASN dan THL di lingkungan Dinkes dan RSUD, di Bale Yudhistira, Selasa (30/1).
Foto: dok: Diskominfo Purwakarta
Bupati Dedi Mulyadi didampingi Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana Koesoemah dan Dirut RSUD Bayu Asih, Agung Darwis, saat pamitan kepada ASN dan THL di lingkungan Dinkes dan RSUD, di Bale Yudhistira, Selasa (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Burhan Duseng (38 tahun) sopir ambulans on call RSUD Bayu Asih Purwakarta, tak menyangka dirinya bisa menginjakan kaki di bumi Sumatera sebanyak tiga kali. Hal itu disebabkan lantaran Duseng harus mengantarkan jenazah ke tiga wilayah di pulau tersebut. Yakni, Padang (Sumbar), Jambi dan Bengkulu.

"Mengantarkan jenazah ketiga wilayah itu, atas perintah langsung Bupati Dedi Mulyadi," ujar Duseng, saat Bupati Dedi Mulyadi berpamitan dihadapan pegawai Dinkes setempat, Selasa (30/1).

Menurut Duseng, perjalanan ke bumi Sumatera itu sangat berkesan. Jika tidak diperintah langsung bupati, mungkin dirinya tak akan pernah menginjakan kaki di pulau terbarat di Indonesia itu.

Akan tetapi, kini bupati yang sudah memerintahkannya itu akan segera berakhir masa jabatannya. Baginya, ada perasaan berbeda ketika bupati yang sekaligus budayawan sunda itu berpamitan.

Duseng menceritakan, dua tahun yang lalu, saat malam hari telepon selularnya berbunyi. Nomor tak dikenal menghubunginya. Saat diterima, ternyata yang menelponnya itu adalah Bupati Dedi.

Dedi memerintahkan Duseng untuk mengantar jenazah ke Padang. Seketika dirinya menyanggupi permintaan ayah dua anak tersebut. Sebagai pegawai THL, harus menerima perintah dari pimpinan. Apalagi, yang menelponnya langsung bupati.

"Biasanya yang merintah itu Pak Dirut, eh ini langsung Pak Bupati," ujarnya.

Tak hanya sekali, perintah langsung itu didapat Duseng di beberapa bulan berikutnya. Tugasnya sama. Mengantarkan jenazah. Yakni dengan tujuan Jambi dan Bengkulu.

Sebagai sopir ambulans on call, lanjut Duseng, telepon selularnya memang siaga 24 jam. Tidak boleh mati ataupun lowbat. Karena, protapnya memang seperti itu.

Kesibukannya sebagai sopir ambulans ini memang terus meningkat seiring dengan adanya aplikas SMS center yang langsung terkoneksi ke bupati serta aplikasi ogan lopian.

"Semoga ini menjadi ladang ibadah buat kami para THL," ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, dengan berakhirnya kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta, mungkin suasananya akan berbeda.

Sementara itu, Bupati Dedi Mulyadi, menyampaikan permintaan maafnya kepada ASN dan THL di lingkungan Dinkes dan RSUD Bayu Asih. Sebab, sejak sektor kesehatan menjadi prioritas utama misi di Purwakarta, para ASN dan THL di instansi ini jadi super sibuk.

"Maafkan saya, kalau selama ini suka memerintah tak kenal waktu. Ini semua demi pelayanan kesehatan ke masyarakat," ujar Dedi.

Menurut Dedi, selama dirinya menjabat sudah tak terhitung dia harus ke RSUD malam-malam. Menebus bayi yang ditahan rumah sakit. Serta, membantu menyediakan ambulans bagi warga yang membutuhkan.

"Saya berpesan, siapapun nantinya yang menggantikan saya, dimohon supaya sektor kesehatan harus lebih baik lagi. Termasuk pegawainya," ujar Dedi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement