REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kejadian tidak terduga mewarnai geladi lapang penanganan bencana gempa bumi yang digelar Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Kota Bima. Sebab dua gempa benar-benar terjadi menjelang pelaksanaan geladi lapang.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi masing-masing pada pukul 07.55 dan 09.00 waktu setempat. Gempa pertama berkekuatan 5,1 skala richter dengan kedalaman 30 kilometer, dan gempa kedua berkekuatan 5,1 skala richter dengan kedalaman 26 kilometer.
Geladi lapang penanganan bencana gempa bumi kali ini fokus kepada tim medis bencana yang ada. Baik tim medis MDMC, maupun tim medis unsur-unsur Muhammadiyah lain seperti RS PKU Muhammadiyah Bima.
Geladi lapang dilaksanakan di SMK 1 Muhammadiyah Bima. Kegiatan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Medis MDMC, RS PKU Muhammadiyah Bima, RS Sondosari, TNI, Polri, Basarnas dan siswa-siswa SMK 1 Muhammadiyah Bima.
Ketua MDMC Kabupaten Bima, Sukrin HT, menuturkan, masyarakat cukup sigap mengikuti geladi lapang yang dilaksanakan. Ia berpendapat, itu dikarenakan gempa bumi cukup sering menimpa Bima maupun Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Masyarakat sudah siap, sudah tahu, sehingga mereka tidak kaget," kata Sukrin kepada Republika.co.id, Rabu (31/1).
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima sendiri gempa yang terjadi tidak mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan berarti. Namun, BPBD mengimbau agar warga tetap waspada atas kemungkinan terjadinya gempa susulan.