Rabu 31 Jan 2018 14:42 WIB

71 Orang Meninggal Akibat Gizi Buruk dan Campak di Asmat

Ada beberapa distrik di Papua yang belum dapat dimasuki..

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
 Bantuan TNI untuk mempercepat penyembuhan penderita gizi buruk maupun campak di Kabupaten Asmat, Papua.
Foto: dok. Puspen TNI
Bantuan TNI untuk mempercepat penyembuhan penderita gizi buruk maupun campak di Kabupaten Asmat, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID,71 Orang Meninggal Akibat Gizi Buruk dan Campak di Asmat

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga kini sedikitnya 71 orang meninggal akibat gizi buruk dan campak yang terjadi di Kabupaten Asmat, Papua. Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, dari update data diketahui bahwa yang meninggal 71 orang.

Namun, dia menbgatakan, pemerintah sudah melakukan outbreak response immunization (ORI) yang sudah dilakukan di sana sekitar 13.300. "Tetapi betul yang dikatakan ibu Menko PMK (Puan Maharani) bahwa ada beberapa distrik yang belum dapat kita masuki. Nah ini tetap berjalan," ujarnya saat rapat KLB di Asmat diKementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), di Jakarta, Rabu (31/1).

Ia menambahkan pemerintah melakukan secara bertahap 10 hari, kemudian diganti 10 hari, dan 10 hari yang ketiga. Ia mengklaim pemerintah memberikan tenaga kesehatan spesialis. Tetapi tentu dia hanya bekerja di rumah daerah adat. Ia menambahkan kini masih ada 30 tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit dan masih ada di gereja karena keterbatasan tempat.

Sementara tenaga kesehatan di pusat krisis kesehatan sudah banyak yang kembali hanya tinggal berapa orang. Tenaga dokter spesialis yang tenaganya sudah tidak diperlukan lagi juga tidak dikirim. Namun pihaknya berjanji akan melakukan penguatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di distrik-distrik tersebut.

Penguatan kesehatan di situ, kata dia, akan dilakukan melalui tenaga kesehatan melalui penguatan program nusantara sehat. "Kami juga (memberikan) tugas khusus pada individu tetapi kami tetap memerlukan dokter umum," ujarnya.

Namun, ia menegaskan apa yg akan dilakukan Kemenkes adalah lintas kementerian. Ini karena aspek kesehatan hanya 30 persen dan barangkali sebagai pendukung. Sedangkan 70 persennya adalah akses air bersih, listrik, hingga pendidikan. Ini menjadi tugas instansi lain seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement