REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan mengucapkan selamat hari ulang tahun Nahdatul Ulama ke-92. Hal tersebut disampaikan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan persnya, Rabu (1/2).
“NU lahir membawa keselamatan bangsa, dan dengan tekadnya mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin, maka NU berhasil membuktikan jati dirinya sebagai perekat persahabatan kebangsaan yang begitu penting bagi kokohnya Pancasila dan NKR,” kata Hasto.
Menurutnya, PDI Perjuangan terus meletakkan kesadaran peran penting NU di dalam pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan internal Partai.
“Kesadaran peran strategis NU di dalam proses berbangsa dan bernegara terus kami tanamkan di dalam kaderisasi Partai. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Bung Karno dengan tokoh2 NU seperti KH Hasyim Asyari, KH, Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah. Bahkan Bung Karno mendapat gelar dari NU: Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah (Pemimpin umat yang berkuasa secara de facto yang harus dipatuhi berkaitan dengan suatu hal yang dianggap darurat atau penting),” kata dia.
Dikatakan Hasto, kesadaran tentang pentingnya NU juga ditunjukkan oleh realitas sejarah reformasi, bagaimana Ibu Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur bahu membahu berjuang memerjuangkan kedaulatan rakyat melalui tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis.
“Ketika Bapak Jokowi meminta pertimbangan Ibu Megawati terhadap susunan kabinetpun, Ibu Megawati menegaskan peran sentral NU tersebut, sehingga Beliau mengusulkan beberapa pos strategis kerakyatan ditempati oleh representasi NU,” ujarnya.
Kesadaran sejarah dan kultural juga dijalankan oleh PDI Perjuangan di dalam menjaring calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tercatat representasi NU hadir di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sekurang-kurangnya 61 daerah lainnya di tingkat kabupaten/kota dalam rangka Pilkada Serentak tahun 2018.
“Selamat Harlah NU yang terus memerkokoh Ukhuwah Wathoniyah untuk Indonesia Raya,”tutupnya.