REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapan klub akan tampil di babak perempat final Piala Presiden 2018. Putaran kedua turnamen prakompetisi Liga 1 2018 tersebut akan digelar pada Sabtu (3/2) dan Ahad (4/2) di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Pengundian putaran kedua tersebut dilakukan di Jakarta, Rabu (31/1). Dari hasil pengundian yang dilakukan terbuka menghasilkan empat laga dalam dua hari.
Pada pertandingan pertama, duel perserikatan akan terjadi. Yaitu, laga dua tim promosi Liga 1 musim ini, Persebaya Surabaya melawan PSMS Medan. Dua kesebelasan tersebut akan bertanding pada Sabtu (3/2) dalam seri laga pertama. Kedua klub ini merupakan tim jawara dari kompetisi Liga 2 2017.
Pada pengundian selanjutnya mempertemukan antara Sriwijaya FC dengan Arema FC. Perjumpaan kedua kesebelasan ini mengulangi laga serupa di babak perempat final Piala Presiden 2017. Tahun lalu di turnamen yang sama, Laskar Wong Kito kandas dan membuat Singo Edan selanjutnya menjadi juara Piala Presiden 2017.
Laga antara Sriwijaya dan Arema akan berlangsung pada Ahad (4/2) dalam pertandingan kedua. Dalam undian ketiga, panitia mempertemukan antara Mitra Kukar FC dan Persija Jakarta. Kedua kesebelasan tersebut bakal tampil pada Sabtu (3/2) di pertandingan kedua.
Pada undian terakhir, panitia mempertemukan Bali United dengan Madura United. Laga antara skuat Serdadu Tridatu dan Laskar Sapeh Kerap berlangsung pada Ahad (4/2) dalam jam pertandingan yang pertama. Pertandingan babak delapan besar ini menggunakan sistem gugur. Klub pemenang akan melanjutkan reputasinya menuju babak semifinal.
Anggota Panitia Piala Presiden 2018 Tigor Shalomboboy menyatakan, selain pengundian, pihaknya juga menyepakati parameter tambahan, yaitu faktor keamanan. "Ini terkait dengan Arema dan Persebaya," ujar dia saat menerangkan tata cara pengundian. Parameter tambahan tersebut pun disepakati oleh delapan klub yang hadir saat pengundian.
Parameter keamanan tersebut juga menjadi antisipasi laga antara Persebaya melawan PSMS dan Sriwijaya melawan Arema pada hari yang beda. "Langkah itu untuk menghindari bentrok suporter," ujar Tigor.
Para suporter Persebaya yang terkenal dengan sebutan Bonek dan pendukung Arema dengan nama Aremania selama ini memang dikenal sulit akur jika bertemu dalam satu stadion.