Rabu 31 Jan 2018 21:47 WIB

Umat Muslim di Lampung Padati Masjid untuk Shalat Gerhana

Ajakan shalat gerhana berjamaah ramai di media sosial.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Umat Muslim di wilayah Kota Bandar Lampung beramai-ramai mendatangi masjid-masjid terdekat untuk melaksanakan shalat gerhana bulan, Rabu (31/1) selepas shalat Isya. Gerhana bulan yang istimewa kali ini, membuat sebagian besar masjid di permukiman penduduk turut menggelar shalat gerhana.

Pesan langsung melalui pengeras suara masjid dan melalui pesan media sosial membuat banyak umat Muslim memadati masjid terdekat. Masjid Jami Al Anshor yang berada di Bukit Kemiling Permai (BKP) halaman parkir dipadati motor dan mobil sampai jalan-jalan. Warga mulai berdatangan menjelang waktu shalat Isya.

Bertindak sebagai Imam dan Khatib Shalat Gerhana Ustaz Sayyid Paino. Ruangan masjid dipadati umat hingga ke teras masjid. Sebagian jamaah banyak yang baru kali ini mengikuti shalat gerhana, dan sebagian lain sudah pernah mengikuti tetapi masih terkadang lupa tata cara melaksanakan shalat gerhana.

''Saya baru kali ini mau ikut shalat gerhana. Soalnya, di media sosial ramai ajakan shalat gerhana,'' kata Yudi, warga Beringin Jaya, Kemiling.

Sedangkan Yanto, warga Bernung, Kabupaten Pesawaran, sudah lupa mengerjakan shalat gerhana, karena baru satu kali mengikuti shalat gerhana matahari. ''Saya baru sekali ikut shalat gerhana beberapa tahun lalu, sudah lupa saya tata caranya,'' ujar dia.

Dalam khotbahnya, Ustaz Sayyid Paino mengatakan, terjadinya gerhana bulan atau matahari merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, agar umat manusia menyadari kejadian tersebut. Kejadian gerhana baik bulan ataupun matahari, ia melanjutkan tidak ada kaitannya dengan pemahaman kematian atau kelahiran seseorang.

''Gerhana bulan atau gerhana matahari yang terjadi adalah tanda-tanda kebesaran Allah swt. Terjadinya gerhana tidak ada kaitan dengan ibu hamil, keamanan, kelahiran atau kematian,'' katanya.

Menurut dia, kejadian gerhana baik bulan ataupun matahari, hendaknya diambil pelajaran bagi manusia untuk menyiapkan bekal beramal sholih sesuai dengan kemampuan yang maksimal. Untuk itu, ia menyebutkan, amalan bila terjadi gerhana hendaknya bertakbir, melaksanakan shalat gerhana, berdoa, dan beramal salih dengan banyak bersedekah.

''Mumpung waktu gerhana masih lama terjadi, banyak-banyaklah kita bertakbir dan bersedekah yang terbaik dari harta kita. Karena bersedekah harta kita menjadi teman kita setelah kita meninggal,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement