REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- PT Pelni (Persero) mengirim bantuan obat-obatan, bahan makanan serta pakaian layak pakai guna meringankan beban penderitaan warga di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Bantuan untuk korban wabah campak dan gizi buruk.
Manajer PR dan CSR PT Pelni Akhmad Sujadi kepada Antara di Timika, Rabu (31/1), mengatakan sebagian bantuan tersebut telah tiba di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat. Sebagian lagi akan segera dibawa menggunakan KM Tatamailau dari Pelabuhan Paumako Timika pada Kamis (1/2) pagi.
"Melalui program Pelni Peduli Asmat kami mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, bahan makanan untuk anak-anak beserta pakaian untuk anak-anak dan ibu-ibu. Hal ini sebagai bentuk kepedulian keluarga besar PT Pelni atas musibah kemanusiaan yang menimpa saudar-saudara kita sebangsa dan setanah air yang berada di Kabupaten Asmat," jelas Akhmad.
Ia mengatakan PT Pelni telah menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat sehingga memutuskan untuk mengirimkan bantuan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terutama pasien yang terserang wabah campak dan kekurangan gizi di wilayah itu.
PT Pelni juga mengirim dua orang petugas farmasi dari RS Pelni Jakarta untuk datang langsung ke Asmat. Adapun bahan makanan yang disalurkan PT Pelni ke Asmat antara lain berupa susu untuk bayi, roti dan lainnya. Ada juga pakaian serta pembalut anak-anak (pempers).
"Apa yang kami salurkan ini mudah-mudahan tepat guna dan tepat manfaat sehingga bisa membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Asmat," ujar Akhmad.
Menurut dia, sebagian bantuan tersebut sudah tiba di Agats setelah dikirim menggunakan pesawat ke Merauke dan selanjutnya dibawa menggunakan KM Leuser dari Merauke ke Agats. Adapun bantuan berupa obat-obatan sudah berada di Timika dikirim menggunakan pesawat dari Jakarta dan akan segera dibawa menuju Agats pada Kamis (1/2) pagi menggunakan KM Tatamailau.
Rencananya bantuan itu langsung diserahkan kepada Bupati Asmat Elisa Kambu atau Wakil Bupati Asmat Thomas Safanpo saat KM Tatamailau bersandar di Dermaga Agats pada Kamis (1/2). "Saya juga ikut berangkat ke Asmat. Rencananya bantuan ini akan diserahkan oleh Nakhoda KM Tatamailau mewakili Direksi PT Pelni kepada Pemkab Asmat," jelas Akhmad.
Sesuai data yang diterima Antara di Timika, wabah campak dan gizi buruk yang melanda Kabupaten Asmat sejak September 2017 hingga Januari ini telah merenggut korban jiwa sebanyak 69 orang. Hingga Selasa (30/1), jumlah pasien rawat inap di Asmat masih tersisa 26 orang, 19 orang di antaranya dirawat di RSUD Asmat dan tujuh pasien dirawat di Aula Gereja Protestan Indonesia (GPI) Asmat.
Lima pasien yang masih rawat inap di RSUD Asmat didiagnosa terserang campak, 10 orang mengalami gizi buruk dan diare, serta empat orang menderita demam. Adapun tujuh pasien yang dirawat di Aula GPI seluruhnya mengalami gizi buruk. Sebelumnya, jumlah pasien yang dirawat di Aula GPI sebanyak 47 orang.
Sebanyak 40 orang di antaranya telah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing pada Selasa pagi menggunakan perahu motor milik Pemkab Asmat dengan membawa serta bahan kebutuhan pokok.