REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan didampingi pejabat Pemprov Jabar dan masyarakat umum melaksanakan shalat sekaligus menyaksikan langsung fenomena alam gerhana bulan di Masjid Al-Muttaqin, Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (31/1). Menurut Ahmad Heryawan, masyarakat wajib mensyukuri adanya fenomena ini.
Bersyukur itu dengan mengagungkan Allah SWT dan menjadikannya sebagai media pembelajaran atau ibroh serta mendorong minat sains.
"Dua tanda kebesaran Allah di antaranya adalah bulan dan matahari, semua fenomena alam adalah kehendak-Nya dan mari kita cermati bersama sebagai media pembelajaran untuk kita semua," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher, Rabu (31/1).
Apalagi, kata Aher, merujuk Imbauan Dirjen Binmas Departemen Agama, masyarakat sangat disarankan (sunnah muakkad) untuk shalat, mendengarkan khotbah, serta memperbanyak dzikir. Aher mengatakan, semua elemen di Jabar harus bersyukur dengan cara melipat gandakan ikhtiar dalam mengelola alam semesta. Hal itu dengan menjadikan momentum kebesaran Allah Swt tersebut sebagai titik tolak dalam mengelola bumi Jawa Barat dengan pengelolaan yang berkesinambungan untuk masa depan yang lebih sejahtera.
Gubernur Jabar mengatakan, gerhana bulan ini merupakan fenomena alam yang menggambarkan betapa teraturnya alam semesta yang dirancang oleh Allah SWT. "Kita berdecak kagum sekaligus berucap syukur dan takbir atas keteraturan ini," katanya.
Aher pun menekankan, dalam agama Islam khususnya, saat terjadi gerhana diperintahkan untuk mengucap takbir, berdoa, melaksanakan shalat dan melihat langsung dengan kasat mata maupun alat bantu.
Sebelumnya, aktivitas serupa dilakukan Aher, pimpinan, dan masyarakat Jabar saat terjadi gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 lalu. Juga bertempat di Mesjid Al-Muttaqin, hadirin kala itu memulai dengan shalat dan diakhiri melihat gerhana bersama. Gerhana saat ini pun, hal serupa kembali dilakukan.