Kamis 01 Feb 2018 04:09 WIB

Gerakan Zakat Bawa Nama Indonesia Berkibar di Seluruh Dunia

Peran lembaga zakat akan semakin dibutuhkan melihat kondisi kemanusiaan global.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Pra-Munas Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB.
Foto: Muhammad Nursyamsi
Pra-Munas Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Direktur Program Dompet Dhuafa Sabeth Abilawa mengatakan gerakan zakat saat ini tidak hanya menyasar pada skala nasional, melainkan juga sudah mencakup dunia internasional. Gerakan zakat juga membuat nama dan bendera Indonesia berkibar di seantero dunia.

Sabeth mengatakan terdapat tujuh poin yang menjadi persoalan dan tantangan zakat di masa mendatang. Pertama, peran lembaga zakat akan semakin dibutuhkan melihat kondisi kemanusiaan global, dan ketidakstabilan.

Sabeth mencontohkan gelombang pengungsi yang terus meningkat dan menjadi yang terbesar sejak perang dunia kedua. Sedangkan, lembaga-lembaga di bawah PBB mengalami defisit dari segi keuangan. PBB, kata Sabeth, mulai merilis dana zakat dalam membantu krisis kemanusiaan.

Kedua, panggilan kemanusiaan. Indonesia saa UUD 45 sudah memberi amanah bagi negata untuk ikut membantu menjaga ketertiban dunia. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara-negara di Asia Selatan, kata Sabeth, merupakan bentuk kolaborasi yang apik antara pemerintah dengan lembaga zakat.

Ketiga, politik dan kemanusiaan. Menurut Sabeth, lembaga zakat perlu berkolaborasi dengan pemerintah terkait misi kemanusiaan di luar negeri. Keempat, terkait peran Indonesia dalam kepemimpinan dunia. Sabeth meyakini, lembaga zakat Indonesia akan terus berkembang dan besar seperti lembaga donor dari Eropa.

"Hari ini posisi itu sudah dimainkan lembaga Indonesia, saya yakin peran kita terhadap pengungsi rohingnya lebih besar dari NGO timur tengah karena lebih dekat dengan kita dan mereka sibuk dengan konflik di sana," ujar Sabeth saat pra-Munas Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Rabu (31/1).

Poin lima, bagaimana antarlembaga zakat yang ada di Indonesia meningkatkan koordinasi. Hal ini penting agar masing-masing lembaga zakat lebih fokus dan efisien. "Kalau kita bergerak sendiri-sendiri akan lebih rumit," lanjut Sabeth.

Poin keenam, lembaga zakat perlu menelaah lebih dalam hal-hal yang terkait perspektif fiqih kemanusiaan lantaran banyak juga bantuan yang diperuntukan untuk masyarakat nonmuslim.

"Yang terakhir ini ego lembaga. Kadang ada lembaga yang tidak terpasang bendera atau logo di suatu lokasi, nah hal-hal ini kecil tapi juga perlu menjadi perhatian," kata Sabeth menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement