REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Balapan Formula 1 tidak akan lagi menggunakan grid girls untuk promosi pada musim 2018. Musim ini akan dimulai dengan seri balapan Australia di Melbourne, Australia, pada 25 Maret mendatang.
Managing Director Operasi Komersial Formula 1 Sean Bratches mengatakan perubahan tersebut dilakukan agar lebih selaras dengan visi olahraga ini. Dia mengatakan praktik mempekerjakan grid girls telah menjadi pembicaraan Formula 1 selama beberapa dekade.
Dia menambahkan Formulai 1 merasa kebiasaan ini tidak beresonansi dengan nilai merek kami dan jelas bertentangan dengan norma sosial modern. "Kami tidak percaya bahwa praktik ini sesuai atau relevan dengan Formula 1 dan penggemarnya, baik yang tua maupun yang muda, di seluruh dunia,” kata Bratches dilansir dari BBC, Kamis (1/2).
Grid girls adalah model yang digunakan untuk melakukan tugas promosi tertentu. Biasanya, mereka mengenakan pakaian yang mencantumkan merek tertentu.
Tugas mereka di F1 termasuk memegang payung atau papan nama pengemudi di grid dan melapisi koridor tempat para pembalap berjalan dalam perjalanan ke podium. Penggunaan mereka telah menjadi bahan perdebatan karena perubahan sikap sosial. Beberapa seri balapan mulai bereksperimen dengan alternatif, seperti menggunakan model laki-laki atau anak-anak sebagai maskot.
Managing Director Sirkuit Silvestrone di Inggris Stuart Pringle mendukung keputusan otoritas Formula 1. "Kami dengan sepenuh hati mendukung keputusan F1 untuk tidak lagi menggunakan grid girls. Ini adalah praktik usang yang tidak lagi memiliki tempat dalam olahraga,” kata dia.
Grid girls membawa bendera ketika mereka melintasi lintasan pada pembukaan seri balapan Singapura, 18 September 2016. (EPA/LYNN BO BO)
Women's Sport Trust, dalam sebuah pernyataan, menganjurkan agar olahraga seperti bersepeda, tinju dan UFC untuk mengikuti Formula 1, yang tidak lagi menggunakan grid girls. Cabang olahraga tersebut bisa mempertimbangkan kembali penggunaan gadis-gadis podium, gadis-gadis ring tinju, dan gadis-gadis oktagon.
“Ini bukan persoalan feminis versus model, yang sepertinya banyak orang ingin menggambarkan dengan cara ini," kata Women’s Sport Trust.
Women’s Sport Trust mengatakan perubahan ini terjadi karena bisnis global membuat pilihan tentang bagaimana perempuan harus dihargai dan digambarkan dalam olahraga mereka pada 2018. "Mereka yang melakukannya pantas mendapatkan pujian yang signifikan untuk melakukannya,” kata Women’s Sport Trust.
Penggunaan perempuan sebagai model promosi sudah dipertimbangkan sejak tahun lalu. Managing Director Motorsports Formula 1 Ross Brawn kepada BBC Radio 5 Live pada Desember mengatakan penggunaan perempuan sebagai medium promosi dikaji ulang.
Pada Desember lalu, BBC Sport melakukan pemungutan suara mengenai apakah grid girls harus menjadi bagian dari Formula 1. Hasilnya, 60 persen mengatakan perlu ada perbedaan di Formula 1.
Grid Girls di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirates Arab (UEA), 2 November 2013. (EPA-EFE/SRDJAN SUKI)
Namun, pendapat berbeda datang dari grid girls. Charlotte Gash, yang bekerja paruh waktu sebagai grid girls, mengatakan ‘jijik’ dengan keputusan Formula 1.
"Ini menjengkelkan dan saya agak muak dengan keputusan F1. Saya masih beruntng karena tidak mengandalkan ini sebagai sumber pendapatan utama, tetapi ada perempuan di luar sana yang melakukannya,” kata dia kepada BBC Radio 5 Live.
Gash juga tidak sependapat bahwa pekerjaannya merendahkan perempuan. “Peran saya berinteraksi dengan orang banyak dan kami berada di sana sebagai iklan untuk para sponsor. Kami senang melakukannya. Kami tidak menginginkannya ini diambil dari kami,” ujar dia.
Mantan grid girls Caroline Hall, yang sekarang memiliki agen penyedia staf untuk acara promosi, mengatakan, ini merupakan tindakan ekstrem. “Saya pikir mereka bisa melihat cara untuk membawa peran perempuan lebih sesuai dengan zaman modern daripada membuangnya sepenuhnya. Mereka bisa saja memberikan kesetaraan di antara jenis kelamin dalam melakukan peran ini.”