Kamis 01 Feb 2018 14:32 WIB

Di Asmat, Anak 10-16 Tahun Sudah Menikah

Menteri Yohana menyebut anak-anak belum siap bereproduksi sudah punya lima anak.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise
Foto: ROL/Abdul Kodir
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat perkawinan anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua, disebutkan cukup tinggi. Pendidikan bagi perempuan di sana juga belum begitu maju. Hal itu berpengaruh terhadap kesehatan mereka.

"Perkawinan anak-anak di sana cukup tinggi. Anak usia 10 sampai 16 tahun sudah menikah," ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise Rapat Konsultasi bersama DPR RI di Kompleks Palemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

Yohana menambahkan, di sana anak-anak yang belum siap bereproduksi, sudah memiliki lima hingga delapan anak. Karena itu, ia meminta situasi seperti itu untuk dihentikan. Anak-anak, kata dia, harus dipenuhi haknya untuk tumbuh dan berkembang.

 

Baca juga,  MUI Imbau Umat Bantu Asmat.

 

Selain soal pernikahan anak-anak, ia juga mengungkapkan soal tingkat pendidikan perempuat di Asmat. Menurut Yohana, tingkat pendidikan perempuan di sana belum begitu maju. Hal itu, berdampak ke masalah kesehatan anak-anak. "Karena itu, kami akan melakukan pelatihan-pelatihan. Pelatihan simple saja yang penting mereka bisa masak masakan bergizi," jelasnya.

 

photo
Warga menggendong anaknya saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

Selain itu, perempuan di Asmat juga akan dilatih untuk menggunakan keunggulan-keunggulan lokal yang ada di sana. Mereka juga akan diberitahu bagaimana cara mencuci dan cara memandikan anak yang baik demi menjaga kesehatan di sana.

"Pasti akan bekerja sama dengan Kemensos dalam memberikan industri-industri perumahan kecil supaya ibu-ibu bisa melakukan usaha usaha kecil," kata dia.

Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) juga akan dibentuk di sana. Melalui Pupasga, mereka dapat belajar bagaimana cara merawat anak yang baik. Termasuk bagaimana memberikan gizi terhadap anak serta bagaimana mendampingi yang telah menikah.

Ia menjelaskan, wawasan berpikir masyarakat Asmat perlu untuk dibuka. Sehingga, mereka dapat menerima perubahan global yang saat ini terjadi. Ia juga melihat, perlu kiranya laki-laki di sana untuk mendukung kaum perempuan dan melindungi anak-anak di Asmat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement