Kamis 01 Feb 2018 14:53 WIB

Banyak Faktor Sebabkan KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat

Masyarakat Asmat tinggal di wilayah yang terisolasi.

Warga menunggu antrean saat berobat di Puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga menunggu antrean saat berobat di Puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan banyak faktor yang menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. "Dilihat dari kondisi alam, sangat berpengaruh pada cara hidup dan kehidupan mereka yang rentan terkena penyakit," kata Idrus dalam rapat konsultasi dengan pimpinan DPR di Jakarta, Kamis (1/2).

Idrus mengatakan, masyarakat Asmat yang terkena campak dan gizi buruk tinggal di wilayah yang terisolasi dengan kondisi alam sebagian besar berupa rawa-rawa. Kondisi itu membuat cara hidup dan kehidupan mereka menjadi rentan terkena penyakit. Misalnya, rumah dibangun di atas rawa dan meminum air hujan tanpa dimasak.

"Karena tanahnya rawa, mereka bergantung pada tadah hujan dalam mencukupi kebutuhan air. Makanan utama mereka sagu, ubi dan talas," tuturnya.

Pola kehidupan mereka juga menyebar, tidak berkumpul, yang ada di 23 distrik. Sebagian besar dari mereka hidup berpindah-pindah.

Baca: Dinkes Papua: Kasus Campak Ada di Delapan Kabupaten.

"Mereka bekerja untuk mendapatkan makanan. Setelah ada makanan, mereka berhenti bekerja. Setelah makanan habis, baru bekerja lagi," katanya.

Perkembangan terakhir penanganan kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat adalah terdapat 72 orang meninggal dunia. Dari penelurusan tim di 196 kampung di 22 distrik yang ada di Kabupaten Asmat, sudah ada 12.883 anak yang terlayani.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement