Kamis 01 Feb 2018 16:14 WIB

Menkes: Tenaga Kesehatan di Asmat Minim

Menkes mengatakan punya terobosan untuk mengirim dokter spesialis

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara hamparan rumah di atas rawa dan sungai di kota Agats Kabupaten Asmat, Papua, Senin (29/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Foto udara hamparan rumah di atas rawa dan sungai di kota Agats Kabupaten Asmat, Papua, Senin (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengakui tenaga kesehatan di Kabupaten Asmat, Papua, masih kurang. Dari 13 puskesmas yang ada, hanya terdapat tujuh orang dokter dan satu orang dokter spesialis.

"Tenaga kesehatan di sana kurang, dari 13 puskesmas, hanya ada tujuh dokter dan satu dokter spesialis. Total di sana ada 177 orang yang terdiri dari lebih banyak perawat dan bidan," ujar Nila dalam Rapat Konsultasi bersama DPR RI di Kompleks Palemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

Dengan begitu, Nila berencana, akan mengirimkan dokter melalui program Nusantara Sehat. Di Papua dan Papua Barat, Kemenkes sudah mengirimkan cukup banyak dokter dari program itu.

"Di Asmat akan kita tingkatkan Nusantara Sehat. Kami punya terobosan untuk mengirim dokter spesialis," kata dia.

Nila menjelaskan, untuk mengirim dokter spesialis ke suatu daerah, Kemenkes harus berdasarkan permintaan dari pemerintah kabupaten. Apabila tak ada permintaan, maka ia tak bisa mengirimkan dokter spesialis.

"Kami tidak akan mengirim kalau kabupaten tidak memintanya. Makanya kami minta kabupaten untuk kirim (permintaan)," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Menteri Sosial Idrus Marham. Idrus menuturkan, secara geografis, daerah Asmat terdiri dari rawa-rawa. Kondisi yang menurutnya rentan akan timbulnya penyakit.

Pola permukiman mereka, kata dia, menyebar dan tidak berkumpul di satu tempat saja. Karena itu, kondisi alam di Asmat sangat memengaruhi cara dan kondisi hidup mereka.

"Untuk menjangkau distrik-distrik itu diperlukan juga perjuangan dengan menelusuri sungai-sungai dengan kapal boat," terang dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement