Kamis 01 Feb 2018 16:48 WIB

Panglima TNI: KLB Campak dan Gizi Buruk Asmat Sudah Teratasi

Satgas Kesehatan TNI-Polri bersama Kemenkes dan pemda berkoordinasi di Asmat.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau anak-anak penderita campak dan gizi buruk di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Foto: dok. Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau anak-anak penderita campak dan gizi buruk di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan, kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua sudah teratasi. KLB di Asmat teratasi melalui keterlibatan Satgas Kesehatan TNI-Polri, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah.

"Saya katakan permasalahan penyakit campak sudah selesai, tinggal kita terus memantau dan mengawasi sehingga masyarakat terutama anak-anak yang terkena campak maupun gizi buruk benar-benar sembuh dan diberikan asupan gizi yang memadai," kata Marsekal Hadi di Timika, Kamis (1/2).

Pada Kamis (1/2) pagi, Panglima TNI bersama rombongan menggunakan tiga pesawat yaitu pesawat Casa TNI AL, pesawat Casa TNI AU, dan helikopter Bell TNI AD terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Ewer, Asmat. Dari Bandara Ewer Asmat, Panglima TNI bersama rombongan bertolak menuju RSUD Asmat di Kota Agats menggunakan kapal untuk menemui anak-anak yang masih dirawat di rumah sakit itu.

Panglima TNI juga meninjau Posko Tim Kesehatan Terpadu dan menerima laporan soal penanganan pasien campak dan gizi buruk yang telah dilakukan oleh Tim Kesehatan Terpadu yang melibatkan berbagai instansi terkait. Marsekal Hadi mengatakan Tim Kesehatan Terpadu telah menangani lebih dari 600 anak-anak dan balita yang terserang campak dan gizi buruk selama operasi kemanusiaan di Asmat.

Selain itu, sebanyak 13.336 orang, terutama anak-anak dan balita yang bermukim pada 224 kampung atau desa telah diberikan vaksinasi campak. Jumlah pasien yang kini berobat atau dirawat di RSUD Asmat juga telah berkurang drastis, tinggal beberapa orang saja.

"Sekarang tugas kita yaitu memantau dan mengawasi terus masyarakat yang ada di 224 desa itu. Karena yang sakit sudah tidak ada maka kita terus mengawasi. Jangan sampai disuntik lalu disuruh pergi tanpa diawasi," kata Panglima TNI.

Meski secara umum KLB campak dan gizi buruk di Asmat sudah bisa teratasi, namun Panglima TNI tetap memerintahkan prajuritnya untuk tetap menggelar misi kemanusiaan di Asmat selama 270 hari atau hampir setahun. Terkait misi kemanusiaan di Asmat tersebut, Panglima TNI meminta agar akses komunikasi ke-224 desa setempat agar segera dibuka.

Tim Satgas Kesehatan TNI juga diminta mendukung penyediaan sarana transportasi bagi masyarakat yang memerlukan. Terutama, pasien gawat darurat yang segera dirujuk ke RSUD Asmat di Kota Agats.

Selain itu, TNI juga akan memberikan pendampingan bagi masyarakat untuk bisa bercocok tanam guna mendukung ketahanan pangan mereka. "Kalau masyarakat membutuhkan pendampingan untuk pendidikan, kami akan dukung. Saya juga sudah memerintahkan agar kapal perang dan kapal TNI AL merapat ke Asmat agar dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yang tersebar pada 224 desa," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement