Kamis 01 Feb 2018 17:34 WIB

Wabah Flu Intai Olimpiade Musim Dingin Korsel

Wabah flu menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang bepergian ke wilayah tersebut.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
virus FLU/Influenza.
Foto: Sciencealert
virus FLU/Influenza.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Saat para atlet dan wisatawan mulai berdatangan ke Korea Selatan (Korsel) menjelang Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Semenanjung Korea justru tengah memerangi dua jenis wabah flu. Wabah flu di Korea Utara (Korut) dan Korsel telah menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang bepergian ke wilayah tersebut.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini tercatat ada 126.574 kasus gejala mirip flu di Korut. Sebanyak 81.640 kasus influenza A (H1N1) juga telah dikonfirmasi di negara ini antara 1 Desember hingga 16 Januari. Mengutip Kementerian Kesehatan Masyarakat Korut, WHO mengatakan ada empat kematian terkait flu di negara itu. Satu korban diketahui adalah orang dewasa dan tiga lainnya adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Sebagai perbandingan, Korsel telah melaporkan 1.250 kasus yang dikonfirmasi berasal dari virus influenza A dan B ke WHO antara 4 Desember hingga 28 Januari. Korsel juga melaporkan, hampir 60 persen orang yang mengunjungi layanan kesehatan mereka selama sepekan sebelum 20 Januari telah mengeluhkan gejala seperti influenza.

Perpecahan politik antara Korut dan Korsel serta perjalanan terbatas melintasi perbatasan bersama mereka dapat menyebabkan timbulnya variasi dalam kasus influenza. "Populasi sangat terpisah dan mereka tidak banyak berinteraksi," kataWilliam Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University.

"Influenza hanya bisa dimulai secara alami di Korsel, tapi ada kemungkinan beberapa orang yang bepergian dari Korut dapat menambahkannya dengan membawa virus itu ke mereka," jelas dia, dikutip CNN.

Menurut Schaffner, cukup sulit menghentikan penyebaran virus tersebut saat Olimpiade Musim Dingin akan dimulai. "Influenza berubah-ubah, orang-orang mampu mentransmisikan virus sebelum mereka sakit. Bahkan jika kita menyaring orang-orang yang datang dari Korut, mereka mungkin masih membawa virus tersebut tanpa sepengetahuan mereka dan tidak terdeteksi oleh orang lain," ujar Schaffner.

Selama Olimpiade, atlet, pelatih, dan petugas olahraga biasanya tinggal di tempat-tempat perumahan yang disebut sebagai Desa Olimpiade. Pada 1 Februari, desa-desa Olimpiade di Pyeongchang telah menyambut hampir 3.000 atlet yang melakukan perjalanan dari 90 Komite Olimpiade Nasional.

Terlepas dari potensi penyakit parah dan ancaman kematian, ada juga ketegangan lainnya. Jenis flu burung yang sangat menular yaitu H5N6 telah dilaporkan terjadi di peternakan ayam dekat Seoul.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (31/1) Kementerian Pertanian, Makanan, dan Pedesaan Korsel mengatakan pihaknya telah mengkonfirmasi flu burung H5N6 yang sangat patogenik di peternakan ayam di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi. Menurut kementerian tersebut, telah terjadi 16 kasus flu burung pada unggas dan 10 pada burung liar.

Kekhawatiran virus ini dapat menyebar menjelang Olimpiade Musim Dingin telah mendorong pemerintah untuk mengarantina peternakan tempat virus tersebut muncul. Pemerintah juga akan memeriksa peternakan yang ada di dekatnya.

Meski H5N6 telah menyebabkan kematian jutaan unggas dan kehancuran ratusan ribu telur, belum ada kasus flu burung yang pernah dilaporkan terjadi pada manusia di Korsel. Namun, 17 kasus infeksi virus yang dikenal dengan nama avian influenza A ini telah diidentifikasi terjadi di Cina sejak 2014.

"Ini adalah virus yang tidak mudah menyebar dari orang ke orang. Tapi penyebarannya sangat terbatas dari seseorang yang terinfeksi," kata Schaffner.

"Sebagian besar penyakit ini menjangkiti orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan unggas, misalnya petani yang memelihara ayam. Virus sebenarnya tinggal sangat dekat dan berada di sekitar mereka untuk waktu yang lama," jelasnya.

Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang akan berlangsung sekitar 80 km dari perbatasan dengan Korut dan 128 km dari peternakan tempat flu burung terdeteksi. Namun, pemerintah belum menyarankan pembatasan perjalanan untuk atlet atau turis dekat kawasan ini.

"WHO tidak merekomendasikan penutupan sekolah, pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan tujuan mencegah dan mengendalikan wabah influenza musiman ini," kata pernyataan WHO.

Organisasi ini merekomendasikan agar semua orang sering mencuci tangan dan menutupi mulut ketika batuk dan bersin. Bagi mereka yang merasakan gejala yang menandakan influenza, tinggal di rumah adalah tindakan yang efektif untuk mencegah penyebarannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement